Orasi Ilmiah Widyaiswara Ahli Utama Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan

26 Sep 2016
Orasi Ilmiah Widyaiswara Ahli Utama Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan

Ciputat (26 September 2016). Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama bekerjasama dengan Lembaga Administrasi Negara RI menyelenggarakan kegiatan Orasi Ilmiah Widyaiswara Ahli Utama untuk Drs. Bahruddin, M.Pd., Dra. Neneng LM, M.Pd., dan Dra. Dermawati, M.Si., bertempat di Aula Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan, 26 September 2016.  Acara ini dibuka oleh Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Prof. H. Abd. Rahman, Mas’ud, Ph.D. selaku Ketua Sidang.  

Selain Kepala Badan Litbang dan Diklat, acara ini juga dihadiri Kepala Lembaga Administrasi Negara RI yang diwakili oleh Ketua STIA LAN, Dr. Machdum Priyatno, M.A., Sekretaris Badan Litbang dan Diklat, Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan, Pejabat Eselon II di lingkungan Badan Litbang dan Diklat, pejabat di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kanwil, Kemenag, tim pembimbing/pembahas penulisan KTI, para pejabat struktural, dan pejabat fungsional.

Dalam sambutannya, Mas’ud menyampaikan beberapa hal. Pertama, kita patut berbahagia karena pada hari ini, Kementerian Agama khususnya Badan Litbang dan Diklat, kembali menambah jumlah Widyaiswara Ahli Utama-nya. Dengan orasi ini, berarti telah ada 31 orang Widyaiswara Kementerian Agama yang telah berhasil melaksanakan Orasi Ilmiah sepanjang sejarah Kemenag.

Kedua, tak tanggung-tanggung, hari ini sekaligus 3 orang WI yang melaksanakan orasi. Ini sekaligus mencatatkan rekor sejarah baru bagi Kementerian Agama, di mana dalam sekali acara orasi, dihasilkan 3 orang WI Utama sekaligus. Ketiga, berdasarkan data Sekretariat Badan Litbang dan Diklat, setidaknya masih ada 2 orang WI lagi yang berpotensi menyusul untuk melaksanakan Orasi Ilmiah, yaitu dari BDK Jakarta dan BDK Bandung, namun keduanya masih perlu memenuhi prosedur yang berlaku.

Keempat, dengan tambahan 3 orang WI Utama hari ini, berarti Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama memiliki 15 WI Utama yang masih aktif. Jumlah ini tentu masih perlu ditingkatkan karena persentase WI Utama tersebut baru 4,37% dari keseluruhan jumlah WI aktif Kemenag sejumlah 343 orang WI.

Mas’ud berharap agar orasi ini dijadikan motivasi bagi para Widyaiswara dan segenap pegawai untuk senantiasa berprestasi mencapai level yang tertinggi, terlebih tuntutan berprestasi kepada ASN akhir-akhir ini menguat. Selain itu, … “kita perlu mengapresiasi 3 KTI yang telah dihasilkan dan dipresentasikan oleh orator tadi,” ungkapnya. “Saya yakin KTI-KTI tersebut selain untuk memenuhi prasyarat untuk melakukan orasi ilmiah, tentunya dilandasi pula oleh niat dan semangat berkontribusi dari ketiga orator untuk kemajuan institusi,” ungkapnya lagi.

Dalam orasinya berjudul: “Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar pada Madrasah di Kota Serang”, Bahruddin antara lain mengatakan agar Standar Pelayanan Minimal (SPM) dapat dipahami dan diketahui oleh semua stakeholder, Kepala Kementerian Agama perlu menyosialisasikanya secara luas, baik melalui kegiatan khusus maupun media lainnya. Selain itu, Kepala Kementerian Agama juga perlu mengadakan pembinaan terhadap Kepala Madrasah, guru dan pengawas, tentang tugas dan tanggungjawabnya agar SPM MI dan MTs segera terpenuhi.

Selanjutnya, ia menegaskan agar Kepala Madrasah melakukan pembinaan terhadap guru tentang disiplin kerja, perencanaan pembelajaran dan penilaian, serta hal-hal yang berkaitan pemenuhan SPM di madrasahnya. Juga mengadakan supervisi kelas kepada setiap guru, minimal dua kali dalam satu semester dan memberikan umpan balik untuk pembinaan.

Sementara itu, Neneng dalam orasinya berjudul: “Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan dan Disiplin Kerja Guru terhadap Kinerja Guru Agama pada Madrasah Ibtidaiyah di Kota Tangerang Selatan”, menunjukkan: Pertama, diklat berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru agama pada Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kota Tangerang Selatan. Ini menunjukkan bahwa diklat merupakan satu di antara beberapa faktor yang menentukan kinerja guru agama MI. Semakin  baik kualitas diklat semakin baik pula kinerja guru agama.

Kedua, diklat berpengaruh positif dan signifikan terhadap disiplin kerja guru agama pada Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kota Tangerang Selatan. Ini menunjukkan bahwa diklat merupakan satu di antara beberapa faktor yang menentukan disiplin guru agama. Semakin baik kualitas diklat semakin baik pula disiplin kerja guru agama.

Ketiga, disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru agama pada Madrasah Ibtidaiyah di Kota Tangerang Selatan. Ini menunjukkan bahwa disiplin  merupakan satu di antara beberapa faktor yang menentukan kinerja guru agama. Semakin baik disiplin kerja semakin baik pula kinerja guru agama.

Keempat, diklat dan disiplin kerja secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru agama pada Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kota Tangerang Selatan. Ini menunjukkan bahwa disiplin merupakan satu di antara beberapa faktor yang menentukan kinerja guru agama. Semakin baik kualitas diklat dan disiplin kerja semakin baik pula kinerja guru agama.

Sedangkan Dermawati dalam orasinya berjudul: “Produktivitas Kerja Guru Madrasah Tsanawiyah di Kawasan Industri Kabupaten Bekasi”, menyimpulkan: Pertama, produktivitas kerja guru  Madrasah Tsanawiyah  di kawasan Industri Kabupaten Bekasi dilihat dari kompetensi pedagogik mendapat nilai  di bawah 60% sebanyak 48% (29 orang).

Kedua, produktivitas kerja guru  Madrasah Tsanawiyah  di kawasan Industri Kabupaten Bekasi dilihat dari kompetensi  profesional mendapat nilai  di bawah 60% sebanyak 82% (49 orang).

Ketiga, kawasan industri 100% tidak berpengaruh pada disiplin kerja tetapi berpengaruh pada produktivitas kerja guru.  (bas/vick)

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI