Orasi Ilmiah Widyaiswara Utama
Jakarta, (12/05) - Pengaruh Masa Kerja, Diklat dan Bimbingan Atasan Terhadap Prestasi Kerja Penghulu di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan tema yang diangkat oleh Drs. H. Tarmudji, MA.
Orasi Ilmiah Widyaiswara Utama yang ke-11 ini diselenggarakan pada hari Kamis, 6 Mei 2010 bertempat di Gedung Pusdiklat Kementerian Agama, Ciputat. Orasi ilmiah ini merupakan prasyarat untuk menjadi Widyaiswara Utama.
Penyelenggaraan Orasi ilmiah dipimpin langsung oleh Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Prof. Dr. H. M. Atho Mudzhar didampingi oleh Sekretaris Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Drs. H. Asmui, SH, M.Hum serta Deputi Bidang Pembinaan Diklat Aparatur Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI, Prof. Dr. Endang Wirjatmi Tri Lestari, M.Si.
Orasi ini juga dihadiri para Pejabat Eselon II di lingkungan Badan Litbang dan Diklat, dan para tamu undangan.Acara dibuka dengan sambutan dari Kepala Badan Litbang dan Diklat diteruskan dengan pembacaan riwayat hidup Calon Widyaiswara Utama oleh Sekretaris Badan Litbang dan Diklat, lalu masuk ke inti acara yaitu orasi ilmiah dari Drs. H. Tarmudji, MA.
Dalam penyampaian orasinya Drs. H. Tarmudji, MA., mengungkapkan beberapa temuan terkait hasil penelitiannya. Diantara hasil analisisnya didapatkan beberapa simpulan yaitu pertama, hasil analisis korelasi masa kerja dengan prestasi kerja menunjukkan bahwa hubungan antara masa kerja dengan prestasi kerja tidak signifikan. Dengan demikian hipotesis penelitian tidak terbukti atau ditolak.
Kedua, hasil analisis korelasi antara diklat dengan prestasi kerja menunjukkan hubungan yang signifikan. Dengan demikian hipotesis penelitian terbukti dan diterima. Ketiga, hasil analisis korelasi antara bimbingan atasan dengan prestasi kerja menunjukkan hubungan yang signifikan. Dengan demikian hipotesis penelitian terbukti dan diterima.
Keempat, hasil analisis regresi ganda menunjukkan bahwa diklat dan bimbingan atasan secara bersama-sama berpengaruh pada prestasi kerja penghulu. Besarnya pengaruh keduanya sebesar 50,7 %, sedangkan sisanya sebesar 49,3 % dipengaruhi variabel lain.
Berdasarkan pada hasil analisa tersebut, Drs. H. Tarmudji, MA., menyarankan untuk memperpanjang durasi Diklat CPPN minimal selama 20 hari, mempertajam penyusunan kurikulum diklat kepenghuluan, serta perlunya memotivasi pejabat yang bertanggung jawab di bidang pelaksanaan pelayanan kepenghuluan agar melakukan bimbingan, khususnya di bidang pembentukan sikap pelayanan, pengembangan wawasan dan pengembangan metode bimbingan.
Acara Orasi Ilmiah Widyaiswara Utama ditutup dengan penandatanganan dan serah terima Berita Acara Pelaksanaan Orasi dari Kepala Badan ke Calon Widyaiswara Utama. Satu pesan dari Kepala Badan untuk para widyaiswara yaitu ditunggu orasi ilmiah widyaiswara utama berikutnya secepatnya.(RPS)