Organisasi Harus Memiliki Standar Pelayanan Baku
Ciputat (Balitbang Diklat)---Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah standar baku yang kita lakukan ketika bekerja di sebuah organisasi pemerintah, baik yang di kantor maupun madrasah.
Kepala Pusdiklat Tenaga Administrasi Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Syafi’i menyampaikan hal tersebut saat memberikan arahan pada pembukaan Pelatihan Jarak Jauh Penyusunan SOP Angkatan I dan Manajemen Madrasah Angkatan I secara daring, Senin (14/8/2023).
“Sebagai organisasi formal, kita harus memiliki standar pelayanan, bagaimana kita memberikan pelayanan tidak mengikuti apa mau kita tetapi seluruh layanan yang kita berikan kepada publik itu ada standar bakunya, baik standar proses, standar waktu bahkan jika ada, standar biaya,” ujar Syafi’i.
Dengan demikian, lanjut Syafi’i, publik yang mendapatkan pelayanan tahu kapan pelayanan yang diberikan itu akan selesai, dengan cara apa pelayanan itu diberikan, dengan kualitas seperti apa hasil dari pelayanan itu akan diterima.
“Publik sudah dapat membayangkan karena semuanya bisa dibaca, bisa dipelajari dari SOP yang terpampang sebagai acuan bekerja di unit organisasi yang memberikan layanan publik,” tambah Syafi’i.
“Oleh karena itu, ikuti pelatihan ini dengan sebaik-baiknya. Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan semua SOP yang di perkantoran mengacu kepada standar yang telah disusun,” tegas Syafi’i.
Kapus Syafi’i juga mengingatkan bahwa komitmen terhadap mutu pelayanan sama pentingnya dengan mutu SOP itu sendiri.
“Betapa pun baiknya SOP yang kita susun tertuang secara gamblang dalam setiap layanan tetapi Saudara tidak memiliki komitmen kuat, tidak memiliki dedikasi baik, maka SOP tinggallah SOP. Jadi, tidak memiliki dampak apa pun,” imbuhnya.
“SOP penting, tetapi man behind the gun ini juga sangat penting karena mereka inilah yang menggerakkan SOP itu menjadi fungsional dan berarti,” kata Syafi’i.
Menurut Kapus Syafi’i, man behind the gun membutuhkan SOP agar bekerjanya terstandar. Man behind the gun sangat penting, SOP melengkapi pentingnya keberadaan man behind the gun supaya seluruh proses layanan yang diberikan terukur dan terstandar.
“Saya berharap bagian dari tata kelola organisasi reformasi birokrasi harus dijalankan dengan sebaik-baiknya dengan tujuan untuk memberikan layanan prima kepada publik sehingga publik merasa terpuaskan dan publik menaruh kepercayaan penuh kepada organisasi kita,” pesannya.
Kepada peserta Pelatihan Manajemen Madrasah, baik Kepala Madrasah, Kepala Urusan Tata Usaha dan yang ditugasi untuk mengikuti pelatihan ini, Syafi’i mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya. Syafi’i juga berpesan agar peserta mengikuti pelatihan ini dengan sebaik-baiknya.
“Saya sangat bangga dengan perkembangan madrasah dari tahun ke tahun yang semakin menunjukkan prestasinya, baik di kancah lokal, regional, nasional dan bahkan juga global,” ujarnya.
“Sudah banyak madrasah telah menunjukkan prestasi sangat membanggakan sampai di kancah global. Kesuksesan ini didapat bukan tanpa sebab, bukan datang secara tiba-tiba tetapi melalui proses yang sangat panjang. Melalui kerja keras, kerja cerdas semua pihak,” tuturnya.
“Dan, tentunya ada peran Kepala Madrasah hebat yang mampu menggerakkan, mengorganisir seluruh sumber daya yang ada di madrasah. Tanpa Kepala Madrasah yang hebat tidak akan mungkin prestasi luar biasa dapat dicapai sehingga menjadikan sebuah kekuatan yang tampil membanggakan,” tandasnya.
Pelatihan Penyusunan SOP dan Pelatihan Teknis Manajemen Madrasah dengan pola PJJ yang juga merupakan Angkatan Pertama di tahun 2023 ini akan berlangsung dari tanggal 14 sampai 28 Agustus 2023. Peserta masing-masing angkatan berjumlah 30 orang berasal dari madrasah Kanwil Kemenag Provinsi seluruh Indonesia. (RS/sri)