PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) (Studi Kasus 5 SLB di Jawa Tengah)
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)
(Studi Kasus 5 SLB di Jawa Tengah)
Oleh: Tim Peneliti STAIN Kudus
59 hlm.
Tahun 2006
Penelitian yang dilaksanakan di Jawa Tengah ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana pelaksanaan PAI di SLB A,B,C,D dan E. Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi peningkatan kualitas pembelajaran PAI di SLB memberikkan masukan kepada pada pemerintah dalam menentukan kebijakan terkait dengan penyusunan kurikulum baru yang lebih sesuai dengan keadaan siswa dan merekomendasikan kepada pemerintah untuk segera merealisasikan kekurangan guru agama.
Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan: 1) Pelaksanaan PAI di SLB-A terkait dengan kurikulum masih terdapat hambatan mengenai alokasi waktu karena dalam memahami hal yang abstrak perlu waktu cukup lama. Guru lebih menggunakan pendekatan individual dan metode ceramah; 2) Pelaksanaan PAI di SLB-B menggunakan kurikulum 1994 namun terdapat kendala di mana penyusunan materi yang masih terlalu tinggi bagi tuna rungu. Dalam pembelajaran menggunakan pendekatan individual dan edukatif. Metode yang digunakan dengan komunikasi total (Komtal) dan Metode Maternal Reflektif (MMR). Adapun media yang digunakan dengan gambar-gambar yang bernuansa keagamaan, seperti cara wudlu, shalat, dan miniatur haji dan sebagainya; 3) Pelaksanaan PAI di SLB-C untuk kurikulum menggunakan tahun 1994 dengan materi yang disesuaikan dengan kemampuan siswa, yaitu lebih sederhana serta alokasi waktu yang lebih pendek. Pendekatan yang digunakan individual dan kelompok.
Metode yang dipakai dengan drill dan memberikan contoh; 4) Pelaksanaan PAI di SLB-D untuk kurikulum menggunakan tahun 1994. Untuk siswa yang cerebal palchy ada penyesuaian materi dan alokasi waktu yang diperpendek. Pendekatan pembelajaran dengan individual dan metode yang digunakan ceramah, drill dan demontrasi; 5) Pelaksanaan PAI di SLB-E menggunaan kurikulum tahun 1994 dengan disesuaikan dengan kondisi siswa. Kurikulum dan materi sama dengan siswa reguler namun lebih disederhanakan. Pendekatan yang digunakan adalah individual dan kelompok. Adapun metode yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab, demontrasi pembiasaan, dan latihan.
Penelitian ini merekomendasikan beberapa hal berikut: 1) Banyaknya kendala tentang kurikulum di SLB yang belum sesuai dengan kondisi siswa, maka di sarankan Depag menyusun kurikulum yang lebih sesuai dengan kondisi kecacatan masing-masing; 2) Adanya berbagai kekurangan guru di SLB, diharapkan Depag segera merealisasikan pengadaan guru PAI di SLB; 3) Diharapkan Depag segera mewujudkan pengadaan buku-buku PAI untuk anak tuna netra yang meliputi al-Qur’an, Hadis, sejarah kebudayaan Islam, Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ), tajwid dan buku-buku lainnya.***