Pelatihan Kemandirian Pesantren, Kolaborasi Lintas Lembaga Targetkan 1.500 Ponpes

24 Jun 2024
Pelatihan Kemandirian Pesantren, Kolaborasi Lintas Lembaga Targetkan 1.500 Ponpes
Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Mastuki.

Jakarta (Balitbang Diklat)---Kementerian Agama terus menguatkan komitmennya dalam mendukung kemandirian ekonomi Pondok Pesantren (Ponpes) melalui Pelatihan Kemandirian Pesantren. Kegiatan tersebut menjadi salah satu program prioritas Menteri Agama tahun 2021-2024.

 

Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Mastuki mengatakan bahwa kemandirian pesantren termasuk pada Tujuh Program Prioritas Menteri Agama. Dirancang untuk memberikan modal usaha dan pelatihan keterampilan kepada Pondok Pesantren di seluruh Indonesia.

 

Mastuki menekankan pentingnya kolaborasi antar lembaga dalam pengembangan institusi pesantren. Kolaborasi tersebut menjadi kunci penting dalam pengembangan usaha di pesantren.

 

”Pengembangan ekonomi syariah dan industri halal di pesantren harus direspons secara kreatif melalui usaha bisnis dan kajian-kajian yang relevan. Kolaborasi berbagai pihak adalah kunci sukses keberhasilan program ini,” ujar Kapusdiklat Teknis Mastuki via zoom meeting, Senin (24/6/2024).

 

Tahun 2021, kata Kapus Mastuki, Pusdiklat Teknis bersama Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren memulai proyek percontohan dengan melatih 105 Pondok Pesantren. Di tahun berikutnya, program tersebut berhasil melatih 504 Pondok Pesantren.

 

“Jumlah ini terus meningkat tajam pada tahun 2023, dengan 1.494 Pondok Pesantren yang telah menerima pelatihan,” katanya.

 

Untuk tahun 2024, lanjutnya, Pusdiklat dan Direktorat PD Pontren menargetkan pelatihan bagi 1.500 Pondok Pesantren. Kegiatan melibatkan 850 pondok pada tahap pertama dan 650 pondok pada tahap kedua.

 

”Pelatihan tahap pertama ini dibagi menjadi 21 angkatan dan dilaksanakan dalam 5 gelombang. Gelombang pertama telah berlangsung pada 20-23 Mei, diikuti oleh gelombang kedua pada 28-31 Mei. Gelombang ketiga dilaksanakan pada 4-7 Juni, gelombang keempat pada 10-13 Juni, dan gelombang kelima dijadwalkan pada 24-27 Juni 2024,” paparnya.

 

Lebih lanjut, Mastuki menjelaskan bahwa pelatihan tersebut mengadopsi metode blended learning, yang menggabungkan pembelajaran online dan tatap muka. Peserta mengikuti sesi online selama empat hari pertama, kemudian dilanjutkan dengan sesi tatap muka selama dua hari, dan diakhiri dengan Bimbingan Teknis (BIMTEK) selama dua hari.

 

”Metode ini dirancang agar peserta dapat memahami teori sekaligus mempraktikkan keterampilan yang diajarkan,” tuturnya.

 

Pada kesempatan tersebut, Kasubdit Pendidikan Pesantren Basnang Said menekankan pentingnya pelatihan tersebut bagi kemandirian pesantren. Menurutnya program itu adalah langkah strategis untuk memperkuat peran pesantren sebagai lembaga pendidikan yang mandiri dan berdaya saing tinggi.

 

”Kami berharap program ini telah terdesain dalam sebuah konsep besar yang dinamakan Peta Jalan Kemandirian Pesantren,” katanya.

 

Dengan semakin banyaknya Pondok Pesantren yang dilatih, program pelatihan tersebut dapat memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kemandirian ekonomi pesantren. Selain itu, ini menjadi bukti nyata komitmen Kementerian Agama dalam mendukung kemandirian pesantren sebagai pilar penting dalam pembangunan nasional.

 

Program pelatihan yang sedang berlangsung adalah Gelombang ke-3 yang terdiri dari angkatan 9, 10, 11, dan 12 dengan masing-masing 40 peserta. Para peserta berasal dari perwakilan Pondok Pesantren yang telah lulus seleksi berkas dan proposal melalui aplikasi SIMBA.

 

Seleksi ketat dilakukan oleh Tim Ahli Kemandirian Pesantren untuk memastikan peserta memiliki potensi dan komitmen yang kuat dalam mengembangkan kemandirian ekonomi pesantren mereka.

 

Narasumber dalam pelatihan ini adalah Tim Ahli Kemandirian Pesantren yang ditetapkan melalui Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama. Mereka terdiri dari para profesional yang memiliki pengalaman dan keahlian dalam bidang pemberdayaan ekonomi pesantren. Keberadaan narasumber sangat penting untuk memberikan wawasan dan bimbingan praktis kepada para peserta.

 

(Bayu/diad)

Penulis: Bayu
Sumber: Pusdiklat Teknis
Editor: Dewi Indah Ayu
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI