Pelatihan Multimedia Bimbing Guru Bertransformasi Digital

7 Jun 2021
Pelatihan Multimedia Bimbing Guru Bertransformasi Digital

Jakarta (7 Juni 2021). Sejak Covid-19, pembelajaran online (e-learning) menjadi tren baru. Peniadaan tatap muka guna menghindari penyebaran Covid-19 tidak terelakkan. Kecuali di daerah yang masih zona hijau, sebagian besar proses belajar mengajar beralih dari ruang kelas nyata ke ruang kelas virtual. Guru dan siswa tidak lagi berangkat ke madrasah/sekolah melainkan bertemu secara online dengan berbagai cara dan upaya. Sebagian yang beruntung dapat memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) baik perangkat maupun jaringannya, namun sebagiannya lagi tidak.

Meskipun TIK sudah tersedia jauh sebelum datangnya Covid-19, peralihan dari kelas nyata ke kelas virtual tidak serta merta berjalan mulus. Banyak kendala yang dihadapi siswa maupun guru. Khusus bagi guru, di antara kendala itu adalah kemahiran memanfaatkan TIK sebagai media pembelajaran. Sebelum Covid-19, guru sudah terbiasa dan nyaman mengajar secara tatap muka langsung di kelas nyata. Ketika beralih seketika ke kelas virtual dengan media online, sebagian guru belum memiliki tingkat melek TIK (IT literacy) yang memadai. Alih-alih memanfaatkan TIK untuk membantu efektivitas proses belajar mengajar, sebagian guru justru kesulitan beradaptasi dengan media pembelajaran virtual.

Untuk merespons kondisi tersebut, Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagaaam gencar melaksanakan Pelatihan Pembelajaran Berbasis Multimedia. Pada tahun 2021 tersedia 37 angkatan pelatihan yang diikuti oleh 1.110 orang guru yang terdiri atas guru madrasah dan guru agama pada sekolah berasal dari 34 provinsi. Jumlah tersebut masih jauh dari cukup dibanding jumlah total guru yang mencapai ratusan ribu. Namun, dengan kewajiban peserta mendiseminasikan hasil pelatihan, jumlah tersebut bisa meluas menjadi berkali lipat.

Saat ini, pelatihan tersebut tengah berlangsung secara serentak sebanyak 6 angkatan dengan peserta 180 orang. Pelatihan dilaksanakan dengan pola online (pembelajaran dalam jaringan internet), on the job (praktik di tempat kerja), dan inservice training (pembelajaran tatap muka). Setelah selesai mengikuti pelatihan, peserta diorientasikan mampu membuat bahan ajar berbasis multimedia, video pembelajaran, dan desain kelas virtual. Hasil dari pelatihan ini diharapkan para guru memiliki tingkat melek TIK yang lebih tinggi sehingga mampu mengelola pembelajaran berbasis multimedia. Dampaknya, pembelajaran lebih menarik dan efektif, siswa terlibat lebih aktif, dan pencapaian kompetensi siswa lebih tinggi.

Pelatihan Pembelajaran Berbasis Multimedia tentu tidak sekadar untuk menghadapi tantangan Covid-19. Era Revolusi Industri 4.0 (bahkan kini sudah memasuki Era 5.0) mengakibatkan terjadinya disrupsi di hampir semua segi kehidupan. Semua orang tertuntut mengubah cara melaksanakan ragam aktivitas dari sistem manual ke sistem yang serba digital. Cepat atau lambat, tanpa Covid-19 pun dunia pendidikan akan dipaksa mengubah pola pembelajaran yang semula full tatap muka langsung menjadi minimal kombinasi (blanded) antara tatap muka dan online. Dalam konteks inilah, Pelatihan Pembelajaran Berbasis Multimedia membimbing guru untuk bertransformasi digital. Yaitu, guru mengubah mind set kenyamanan dan cara mengajar dari semula berbasis manual menjadi berbasis digital.

Transformasi digital dalam pembelajaran ini penting karena para siswa yang nota bene termasuk generasi Z dan Alpha sudah familiar dengan perangkat TIK terutama smartphone. Melalui kekuatan rasa inkuirinya, siswa saat ini sudah mampu mengeksplorasi dunia serta mengenal pernak-pernik di dalamnya melalui browsing via internet. Bila proses pembelajaran masih seperti jaman dulu (jadul) yang serba manual, bukan hanya para siswa kehilangan daya tariknya, tetapi juga merasa terasing dari eranya.

Pelatihan Pembelajaran Berbasis Multimedia ini mendukung program prioritas Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas yang akrab disapa Gus Men. Gus Men mencanangkan 7 (Tujuh) Program Prioritas Kementerian Agama, yaitu (1) Penguatan moderasi beragama, (2) Transformasi digital, (3) Revitalisasi KUA, (4) Cyber Islamic University, (5) Kemandirian Pesantren, (6) Tahun toleransi pada 2022, dan (7) Religiosity index. Dari ketujuh program tersebut, melalui Pelatihan Pembelajaran Berbasis Multimedia, Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama mendukung Program Prioritas kedua, yaitu Transformasi Digital. Selain pelatihan ini, pelatihan lainnya yang mendukung Program Prioritas Gus Men lainnya adalah Pelatihan Moderasi Beragama, Pelatihan Pemberdayaan Ekonomi Pondok Pesantren, dan Pelatihan Penghulu dan Penyuluh Agama. (Efa Ainul Falah/bas).

 

Penulis: Efa
Editor: Abas
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI