Pelestarian Manuskrip: Upaya Menjaga Identitas Bangsa dan Warisan Budaya

2 Agt 2024
Pelestarian Manuskrip: Upaya Menjaga Identitas Bangsa dan Warisan Budaya
Kaban Suyitno dalam “Seminar Proyek Perubahan” dengan tema Kebijakan Kolaboratif Konservasi dan Digitalisasi Manuskrip dan Khazanah Keagamaan di Indonesia Melalui Sistem Pelayanan Terpadu di ASN Corporate University Lembaga Administrasi Negara Jakarta, Jumat (2/8/24).

Jakarta (Balitbang Diklat)---Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Kementerian Agama Suyitno menekankan pentingnya pelestarian manuskrip di Indonesia yang menjadi warisan budaya. Hal ini disampaikan dalam “Seminar Proyek Perubahan” yang disajikan Moh. Isom selaku project leader dengan tema Kebijakan Kolaboratif Konservasi dan Digitalisasi Manuskrip dan Khazanah Keagamaan di Indonesia Melalui Sistem Pelayanan Terpadu.

 

“Manuskrip itu menyangkut keselamatan identitas bangsa dan menjadi warisan yang sangat berharga,” ujar Suyitno di ASN Corporate University Lembaga Administrasi Negara Jakarta, Jumat (2/8/24).

 

Selaku mentor, Suyitno juga menjelaskan bahwa proyek ini memerlukan ketelatenan dan sumber daya yang besar. “Pengelolaan dan pelestarian manuskrip bukanlah tugas yang mudah. Maka dari itu sumber daya yang besar juga diperlukan, misalnya dengan melibatkan banyak stakeholder,” ungkapnya.

 

Lebih lanjut, Suyitno menyarankan untuk menjaga pelestarian manuskrip, perlu diadakan pelatihan khusus terkait konservasi manuskrip di Indonesia. “Pelatihan khusus terkait pelestarian manuskrip perlu dimasukkan dalam kurikulum pelatihan badan tertentu. Ini adalah sesuatu yang sangat berharga, namun belum memiliki wadah yang memadai,” pungkasnya.

 

Pada kesempatan yang sama, dalam paparannya Moh. Isom menyebutkan rekomendasi terkait proyek perubahan yang dilakukan. 

 

“Proyek ini membuahkan rekomendasi di antaranya pengembangan kebijakan kolaboratif, pengembangan infrastrukur digitalisasi hingga evaluasi dan pemantauan berkala secara jangka panjang,” tutur Isom.

 

Terakhir, Isom menyebutkan bahwa saat ini untuk menjaga manuskrip telah dirancang sistem pelayanan informasi terpadu. “Sekarang, kami memiliki aplikasi Si-Jawarba yaitu Sistem Informasi Jaga Warisan Bangsa yang isinya adalah layanan manuskrip-manuskrip yang sudah didigitalisasi dan terbuka untuk publik,” tandasnya

 

Proyek perubahan menjadi momen penting untuk memperkuat kebijakan kolaboratif dalam konservasi dan digitalisasi manuskrip serta khazanah keagamaan di Indonesia, dengan melibatkan berbagai pihak untuk bersama-sama menjaga warisan budaya dan keagamaan bangsa. (Zakiatu Husnil Fuadah Harahap/bas/sri)

   

 

Penulis: Zakiatu Husnil Fuadah Harahap
Sumber: Ilda
Editor: Abas dan Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI