PEMANFAATAN LABORATORIUM PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI

17 Nov 2005
PEMANFAATAN LABORATORIUM PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI
Penelitian

17 Nopember 2005

PEMANFAATAN LABORATORIUM PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI 

H. Mudjahid AK, 2001. 202 halaman 

Departemen Agama telah memberikan bantuan perangkat laboratorium IPA (Fisika, Kimia, dan Biologi) kepada 35 MAN sejak tahun 1998. Bantuan ini dimaksudkan untuk mendukung pencapaian efektifitas dan efisiensi dan sekaligus kualitas pembelajaran mata pelajaran Fisika, Kimia, dan Biologi. Untuk melihat kemanfaatan bantuan tersebut, maka penelitian ini dilakukan.

Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui (a) pemanfaatan lanoratorium dalam proses pembelajaran IPA pada MAN, (b) ketercukupan dan kondisi peralatan serta bahan praktikum laboratorium IPA pada MAN, (c) ketersediaan dan kondisi tenaga guru mata pelajaran IPA pada MAN dan (d) arah kebijakan kepala Madrasah dalam penyelenggaraan pendidikan umumnya dan Pembelajaran IPA khususnya pada MAN.

Sasaran penelitian adalah 14 MAN Model yang telah menerima bantuan peralatan laboratorium IPA, yakni MAN 2 Serang, MAN 1 Bandung, MAN Babakan Ciwaringin, dan MAN Cipasung pada propinsi Jawa Barat, MAN Kendal dan MAN Magelang pada Propinsi Jawa Tengah, MAN 3 Jogyakarta, MAN Jember, MAN 2 Madiun, dan MAN 3 Malang pada Propinsi Jawa Timur, MAN Palembang, MAN 2 Banjarmasin, MAN 2 Ujung Pandang Propinsi Sulawesi Selatan, dan MAN 2 Mataram di Nusa Tenggara Barat.

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui daftar isian, wawancara, kuesioner, dan pedoman observasi.Dari penelitian ini diperoleh temuan pokok yaitu :

1.      Pada umumnya pemanfaatan laboratorium dalam proses pembelajaran IPA masih rendah. Hal ini ditunjukkan dari rendahnya realisasi jadwal praktikum yang ditetapkan madrasah.

2.      Kendala utama yang menjadi penghambat dalam penyelenggaraan kegiatan praktikum IPA, antara lain, adalah (a) belum tersedianya gedung ruangan laboratorium yang memadai untuk terselenggaranya kegiatan praktikum secara dan (b) belum tersedianya tenaga teknisi/laboran yang khusus menangani, merawat peralatan, dan mempersiapkan kegiatan praktikum.

3.      Pada beberapa madrasah terlihat peralatan laboratorium bantuan proyek DMAP masih terbungkus rapi karena kegiatan praktikumnya menggunakan peralatan yang lama dan ada beberapa daerah dalam kegiatan praktikumnya menggunakan peralatan yang diperuntukkan PSBB.

4.      Rendahnya pemanfaatan laboratorium IPA juga dikarenakan orientasi kebijakan madrasah lebih kepada pencapaian hasil EBTANAS dan UMPTN, sebagaimana yang terlihat pada adanya jadwal yang begitu intensif untuk kegiatan bimbingan belajar, pelajaran tambahan, ataupun pengayaan pembelajaran IPA, yang dilaksanakan di luar jam pelajaran, dengan mengabaikan kegiatan praktikum.

5.      Akibat dari orientasi kebijakan itu, beban mengajar guru bertambah dan pendekatan pembelajaran yang dikembangkan bersifat informatif, dan bukan pendekatan proses sesuai dengan karakteristik pembelajaran IPA.

6.      Walaupun struktur organisasi laboratorium IPA sudah dibentuk, namun belum dapat beroperasi secara baik disebabkan, antara lain, belum adanya insentif guru yang duduk dalam struktur organisasi tersebut.***

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI