Penelitian Kita Belum Menghasilkan Problem Solving

19 Nov 2015
Penelitian Kita Belum Menghasilkan Problem Solving

Jakarta (18 November 2015). Kita masih menghadapi persoalan dengan dunia penelitian, khususnya penelitian agama yang harus dicarikan solusinya. Secara umum itu persoalan klasik, namun kita belum beranjak dari persoalan itu. Dari sisi akademis, penelitian kita masih dalam kategori sangat umum (too general knowledge). Karena too general knowledge, termasuk penelitian Badan Litbang dan Diklat, maka masih belum fokus sehingga belum bisa menghasilkan problem solving.

Meskipun ada upaya-upaya perbaikan, hal itu masih menjadi masalah kita. Demikian pernyataan disampaikan Kepala Badan Litbang dan Diklat, Prof. H. Abd. Rahman Mas’ud, Ph.D. saat membuka acara “Temu Nasional Peneliti Keagamaan Tahun 2015” yang diselenggarakan Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan, bertempat di Hotel Sofyan Betawi, Jl. Cut Mutia No. 9, Menteng, Jakarta, 18-21 November 2015.

Kegiatan ini dihadiri Kepala Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan, para peneliti dari UIN, IAIN, dan STAIN serta peneliti di lingkungan Badan Litbang dan Diklat. Hadir sebagai narasumber utama Prof. Dr. H.M. Atho Mudzhar, Prof. Dr. Asep Saeful Muhtadi, M.A., Prof. Dr. Susanto Zuhdi, Ely Eliah, S.Sos., M.M., Prof. Dr. Amin Abdullah, Prof. Dr. Oman Fathurrahman, dan Prof. Dr. Ir. Iskandar Zulkarnaen.

Lebih jauh, Kepala Badan menyatakan selain permasalahan di atas, kita juga masih menghadapi persoalan kurangnya the spirit of inquirement, semangat untuk mencari, semangat untuk menggali di lingkungan kita. Pada waktu yang sama, karena semangat mencari kurang dan hasil-hasilnya juga kurang meyakinkan, maka apresiasi terhadap penelitian itu juga kurang, baik dalam bentuk kebijakan maupun dari sisi pemanfaatan hasil penelitian itu sendiri. Ini yang harus kita respon bersama.

Di akhir sambutannya, Kepala Badan  menekankan antara lain perlunya peningkatan kualifikasi akademik kepakaran para peneliti, pengembangan sistem kerja kelitbangan, peningkatan kualitas dan kapasitas layanan data dan informasi kelitbangan, peningkatan komunikasi dan koordinasi dengan pimpinan dan unit teknis di lingkungan Kementerian Agama, pengkajian dan telaah isu-isu strategis tentang keagamaan, penyediaan anggaran khusus untuk kebutuhan riset yang bersifat mendadak dan mendesak, pemanfaatan media (cetak maupun elektronik) sebagai media sosialisasi dan diseminasi berbagai hasil kelitbangan, dan pengembangan jaringan kerjasama dengan berbagai institusi dalam dan luar negeri dalam melakukan riset sosial-keagamaan, termasuk penerbitan. []

bas/vick/diad

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI