Pengaruh Pemberitaan Kekerasan Oleh Media Massa Terhadap Perilaku Keagamaan Generasi Muda Di Kota Kecil Jawa Tengah

25 Nov 2005
Pengaruh Pemberitaan Kekerasan Oleh Media Massa Terhadap Perilaku Keagamaan Generasi Muda Di Kota Kecil Jawa Tengah
Pengaruh Pemberitaan Kekerasan Oleh Media Massa Terhadap Perilaku Keagamaan Generasi Muda Di Kota Kecil Jawa Tengah: Studi Kasus Di Kelurahan Grobogan, Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan

 

Semarang: Balai Penelitian Aliran Kerohanian/Keagamaan

Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan,

Departemen Agama RI. 2002. 70 halaman

 Oleh: Mubarok, Abdul dan Darno  

 

Media massa adalah media komunikasi yang mampu menimbulkan keserempakan, dalam arti kata khalayak dalam jumlah yang relatif sangat banyak secara bersama-sama pada saat yang sama memperhatikan pesan yang dikomunikasikan melalui media tersebut, misalnya surat kabar, radio siaran, televisi, dan film yang ditayangkan di gedung bioskop. Dari definisi tersebut menunjukan bahwa media massa terbagi menjadi dua yaitu media cetak dan elektronik. Yang termasuk media cetak yaitu surat kabar, majalah, dan tabloid. Sedangkan yang termasuk media elektronik, yaitu radio, televisi dan film.

 

Media massa sebagai sarana dan komunikasi untuk menyalurkan berita dan pesan-pesan berfungsi untuk menyiarkan informasi, mendidik, menghibur, mempengaruhi. Disamping keempat fungsi tersebut media massa juga berfungsi sebagai Lembaga ekonomi. Perilaku Keagamaan dalam penelitian ini difokuskan pada aspek peribadatan dan kemasyarakatan. Dalam aspek peribadatan hanya dibatasi pada pelaksanaan shalat, membaca al-Quran, dan puasa. Sedangkan aspek kemasyarakatan, aspek yang dapat menimbulkan sikap dan perilaku individu meliputi: a). memberikan arti hidup (value) yang bersinggungan dengan masalah emosi dan afeksi individu yang sifatnya kualitatif berkaitan dengan perilaku ibadah yang mempunyai nilai eternal; b). membentuk solidaritas sosial (social solidarity) dengan dengan memberikan tuntunan hidup bersama sebagaiummatan wahidah untuk bersikap rukun dan damai, saling mengenal, menolong yang dalam konteks ibadah ditentukan dengan shalat berjamaah, konsep infaq dan zakat; c). Mengendalikan kehidupan manusia kearah yang lebih baik (Social Control) konsep amar ma’ruf nahi munkar, konsep dosa dan pahala dengan memberikan norma-norma kehidupan dalam bentuk uswah hasanah; d). Memberikan dukungan psikologi (psycological support), untuk mendapatkan ketenangan hidup, mcngatasi dan terhindar dari kegoncangan jiwa, memperkuat kestabilan psikologi dengan konsep sabar., syukur, tawakkal, sakinah dan sebagainya; e). Memacu perubahan sosial (social change), untuk menjadi yang terbaik dengan konsep khairu ummah,dalam mengejar dari ketertinggalan, memajukan pendidikan, meraih penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta profesionalisme.

 

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu suatu pendekatan dengan menggunakan angka atau bilangan. Data yang masih bersifat kualitatif diubah menjadi kuantitatif. Disamping itu penelitian ini juga dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah generasi muda di Kelurahan Grobogan, Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan. Dipilihnya kelurahan Grobogan dengan pertimbangan bahwa wilayah kelurahan ini berada di Kota kecil, yakni sebagai ibukota Kecamatan Grobogan. Kemudian yang dimaksud generasi muda disini mereka yang berada pada kelompok usia 13 s.d 24 tahun. Sehubungan dengan kelompok usia ini, maka dalam penelitian telah ditentukan batas usia bagi mereka yang lahir pada tahun 1977 (tertua) sampai tahun 1988 (termuda). Sedangkan yang dimaksud dengan kota kecil sebagaimana telah dikemukakan oleh World Bank adalah suatu kota dengan jumlah penduduk tidak lebih dari 100.000 jiwa atau antara 10.000 s.d 100.000 jiwa. Diharapkan generasi muda Islam di wilayah tersebut hendaknya dapat lebih meningkatkan lagi pengetahuan, pemahaman, dan pengamalan ajaran agama Islam agar mempunyai kualitas beragama yang tinggi, tetap eksis dan patuh beragama serta tidak mudah terpengaruh oleh berbagai informasi maupun berbagai kemajuan teknologi yang selalu berkembang. Diharapkan pihak pemerintah dalam hal ini Departemen Agama Kabupaten Grobogan, agar dapat mengusulkan kepada pihak pengelola televisi, supaya meminimalkan tayangan yang bersifat kekerasan, dan termasuk juga tayangan pornografi, kemudian diperbanyak acara yang bernuansa pendidikan dan keagamaan.*** 

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI