Pengembangan Pendidikan Ma’had Aly

26 Jun 2019
Pengembangan Pendidikan Ma’had Aly

Jakarta (26 Juni 2019). Hasil penelitian Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama tentang Pengembangan Pendidikan Ma’had Aly (2018) menyimpulkan, pertama: sebagian besar Ma'had Aly telah menunjukkan karaktek pendidikan tinggi khas pesantren, terutama pada penguatan kajian kitab kuning dan tradisi keilmuannya.

Kedua, sebagian Ma’had Aly masih mencari dan merumuskan format pengelolaan pendidikan, baik secara akademik maupun kelembagaan. Ketiga, hampir seluruh komponen kependidikan Ma’had Aly belum memenuhi standar pendidikan sebagaimana diamanatkan di dalam regulasi tentang standar Ma’had Aly.

Keempat, sebagian besar pengelola Ma’had Aly belum memiliki pemahaman yang memadai tentang standarisasi pengelolaan pendidikan tinggi. Kelima, sebagian besar kurikulum Ma’had Aly menggambarkan adanya linearitas antara matakuliah/kitab kuning yang dikaji dengan program studi yang dipilih.

Keenam, pada beberapa Ma’had Aly, kemampuan mengkaji kitab kuning tidak dijadikan sebagai syarat tes masuk. Pengelola lebih mengutamakan jumlah pendaftar sebanyak-banyaknya, sehingga mahasantri teridentifikasi tidak memiliki kemampuan yang memadai dalam penguasaan kitab kuning. Ketujuh, pembelajaran mata kuliah bidang kekhususan sesuai program studi diberikan secara bervariasi, yaitu a) diberikan sejak semester I; b) diberikan pada semester III; dan c) diberikan pada semester V.

Kedelapan, pada beberapa Ma’had Aly, persentase antara mata kuliah bidang kekhususan dengan mata kuliah pada umumnya relatif seimbang. Padahal semestinya mata kuliah bidang kekhususan diberikan dengan proporsi yang lebih luas dan mendalam. Kesembilan, pengadaan tenaga pengajar yang memiliki kapasitas keilmuan sesuai dengan pilihan program studi, belum sepenuhnya bisa dilaksanakan.

Hasil penelitian merekomendasikan, pertama: pendidikan Ma’had Aly perlu disosialisakan secara luas kepada masyarakat melalui berbagai media, mengingat masih banyak yang belum mengetahui keberadaaan lembaga  pendidikan Ma’had Aly.

Kedua, rekrutmen calon mahasantri Ma’had Aly perlu dilakukan lebih selektif agar tujuan pendidikan Ma’had Aly tercapai. Ketiga, akreditasi kelembagaan Ma’had Aly.

Keempat, moratorium pembukaan Ma’had Aly, dan memberikan penguatan bagi Ma’had Aly yang sudah ada baik dari aspek akademik maunpun kelembagaan. Kelima, peningkatan kapasitas dosen Ma’had Aly melalui beasiswa S2, S3, dan penelitan.

Keenam, perlu dilakukan diklat penyusunan kurikulum Ma’had Aly.Ketujuh, perlu diberikan bantuan pengadaan literatur dan referensi yang relevan dengan pengembangan program studi masing-masing. Kedelapan, perlu peningkatan budaya akademik melalui penelitian dan pengelolaan jurnal ilmiah.   

Penelitian ini dilakukan di dua puluh lima(25)  satuan Pendidikan Ma’had Aly yaitu Ma’had Aly MUDI Mesjid Raya Bireun, Ma’had Aly Darul Munawaroh Pidie Jaya, Ma’had Aly Sumatera Thawalib Agam, Ma’had Aly Syekh Ibrahim Jambi, Ma’had Aly MHS Cirebon, Ma’had Aly Kebon Jambu Cirebon, Ma’had Aly Miftahul Huda Ciamis, Ma’had Aly PP Maslakul Huda Pati, Ma’had Aly PP Iqna ath-Thalibin Rembang, Ma’had Aly PP. Ta’mirul Islam Surakarta, Ma’had Aly al-Hikmah Brebes, Ma’had Aly Hasyim Al-Asy'ary Jombang, Ma’had Aly TBS Kudus, Ma’had Aly al-Mubarok Wonosobo, Ma’had Aly Salafiyah Syafi’iyah Situbondo, Ma’had Aly Lirboyo Kediri, Ma’had Aly At-Tarmasi Pacitan, Ma’had Aly al-Fitrah Surabaya, Ma’had Aly al-Zamachsary Malang, Ma’had Aly al-Hasaniyyah Tuban, Ma’had Aly Nurul Qarnain Jember, Ma’had Aly Darussalam Banyuwangi, Ma’had Aly Nurul Qodim Probolinggo, Ma’had Aly Balekambang Jepara, dan Ma’had Aly As'adiyah Sengkang. (bas)

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI