Peningkatan Sumber Daya Manusia Melalui Pondok Pesantren Khalafi Di Jawa Tengah
Peningkatan Sumber Daya Manusia Melalui Pondok Pesantren Khalafi Di Jawa Tengah : Studi Kasus Pondok Pesantren Miftakhus Sholikhin, Sigaluh, Banjarnegara
Balai Penelitian Aliran Kerohanian/Keagamaan, Semarang
Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan, Depag RI, 2002, 32 halaman
Oleh: Yusriati
Dalam rangka menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) tangguh dan untuk menopang eksistensi bangsa dan negara dalam percaturan dunia, peningkatan SDM dilakukan antara lain melalui pendidikan. Pendidikan adalah salah satu wahana yang paling atrategis untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan usaha-usaha yang dilakukan oleh Pondok Pesantren dalam pengembangan keterampilan. Sasaran penelitian adalah Pondok Pesantren Miftahus Sholihin, Briayut, Gombongan Sigaluh Kabupaten Banjarnegara. Penelitian dilakukan dengan pendekatan holistik. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, pengamatan dan telaah dokumen dengan sumber data yang terdiri dari Kyai, pengurus pondok pesantren, santri, pejabat pemerintah, dan tokoh masyarakat. Penduduk desa Gembongan seluruhnya beragama Islam, dengan telah memiliki 3 buah masjid dan 8 buah langgar/musholla. Sedangkan organisasi sosial yang ada di daerah ini adalah Muhammadiyah dan Nahdhatul Ulama (NU), kegiatannya meliputi pengajian mingguan dan ceramah, tahlil dan yasinan. Untuk acara kegiatan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) yang diselenggarakan di setiap masjid dengan panitia bersama antar tokoh Muhammadiyah dan NU.
Kegiatan Pondok Pesantren meliputi pengajian Kitab kuning, pengajian al-Quran dan kegiatan tambahan lainnya. Pondok Pesantren Miftahus Sholihin memiliki 2 unit sekolah, yakni Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Waslisongo dengan kurikulum intra yang disesuaikan dengan kurikulum dari Departemen Agama. Adapun mata pelajaran ekstra kurikuler seperti kegiatan Pramuka, Olahraga, Tilawah dan Keterampilan. Peningkatan SDM melalui keterampilan yang dilaksanakan di Pondok Pesantren meliputi pelatihan sendiri, pengiriman pelatihan keluar/studi banding dan praktek sendiri.
Peningkatan sumberdaya manusia melalui pelatihan sendiri yang terdapat di Pondok Pesantren meliputi pelatihan menjahit, khutbah, perikanan, koperasi, dan pertukangan. Praktek sendiri dalam kegiatan lain juga dilakukan oleh santri Pondok Pesantren, berupa; praktek pertanian bercocok tanam, seperti menanam padi dan sebagainya. Sedangkan kegiatan lainnya yaitu kerjasama dengan pihak luar berupa kegiatan pembuatan batu bata. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa beberapa pelatihan yang telah diikuti oleh para santri belum ditindaklanjuti dengan praktek, oleh karena itu pimpinan Pondok Pesantren agar dapat menindaklanjuti pelatihan yang diikuti oleh para santri dengan praktek, serta pimpinan Departemen Agama dan instansi terkait lainnya dapat ikut memberikan bantuan baik pengarahan maupun bantuan dana demi kesinambungan pondok pesantren tersebut.***