Jakarta (Balitbang Diklat)---Penerjemahan Kitab Chun Qiu Jing (Kitab Musim Semi dan Gugur) telah memasuki tahap akhir. Selain melakukan pencetakan secara massal, ada beberapa hal penting yang akan dilakukan, salah satunya adalah sosialisasi.

“Kitab Chun Qiu Jing penting untuk kita sosialisasikan agar tidak hanya umat Konghucu dapat mengetahui tentang kitab ini, tetapi juga masyarakat luas. Tentu saja dengan kepentingan yang berbeda-beda,” ungkap Kepala Puslitbang (Kapus) Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Arskal Salim GP di Jakarta, Jumat (9/6/2023) pagi.

Menurut Kapus Arskal, sasaran utama proses sosialisasi yakni kalangan akademisi atau kampus. Upaya tersebut dilakukan karena menurutnya di kalangan tersebut ada kebutuhan untuk melakukan kajian tentang perbandingan agama.

“Target sasaran sosialisasi atau diseminasi ini berasal dari kalangan kampus atau akademisi karena memang ada kebutuhan untuk kajian agama-agama, perbandingan agama. Kita mulai dari kampus ke kampus,” ujarnya Kapus Arskal dalam sambutannya pada acara Finalisasi Penerjemahan Kitab Chun Qiu Jing di Hotel Hariston.

“Tidak hanya di perguruan tinggi Islam saja, tapi juga ke perguruan tinggi Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, atau Konghucu itu sendiri. Hal ini sangat memungkinkan sekali,” lanjutnya.

Penerjemahan Kitab Chun Qiu Jing dilakukan oleh Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi yang bekerja sama dengan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (MATAKIN). Kegiatan ini merupakan kerja sama yang ke dua untuk pengerjaan bab 9 sampai bab 12.  Setelah di tahun sebelumnya, ada kerja sama untuk penerjemahan bab 1 hingga bab 8.

“Kami bersyukur, kerja sama dengan MATAKIN berjalan dengan baik dan lancar sehingga hasilnya seperti yang kita lihat saat ini. Setelah penyerahan dummy, akan segera cetak,” ujar Arskal.

Iapun berharap pada bulan Juni Kitab Chun Qiu Jing sudah bisa dicetak secara massal. “Selain akan jadi bahan kajian perbandingan agama-agama oleh para akademisi, diharapkan kitab tersebut bisa menjadi salah satu referensi dalam penguatan Moderasi Beragama,” tandasnya.

(Cepi Hermawan/diad)