Perkuat Pemanfaatan Media untuk Pendidikan Agama
Semarang (8 September 2016). Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama mengajak seluruh guru, dosen, widyaiswara, dan para pemangku kepentingan (stakeholders) pendidikan agama Islam dapat memanfaatkan media massa sebagai sarana sosialisasi gagasan dan berita.
Demikian ditegaskan Kepala Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Dr. HM. Hamdar Arraiyyah saat membuka seminar Kontribusi Media terhadap Pendidikan Agama di Hotel Pesonna Semarang.
“Sebab, media merupakan bentuk kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang memiliki efek opini publik yang luar biasa,” ujar Hamdar pada upacara pembukaan seminar yang digelar Rabu (7/9) malam.
Melalui media massa yang semakin berkembang, lanjut Hamdar, informasi menyebar dengan mudah di masyarakat. Informasi dalam bentuk apapun dapat cepat disebarluaskan sehingga mempengaruhi cara pandang, gaya hidup, serta budaya suatu bangsa.
Tujuan Puslitbang Penda menggelar seminar tersebut antara lain menghimpun pemikiran-pemikiran tentang formulasi kebijakan pemanfaatan media bagi pembelajaran pendidikan agama. “Jika para guru dan peneliti mampu memanfaatkan media massa dengan baik, maka informasi seputar pendidikan Islam menjadi isu harian di media massa,” tegasnya.
Ini juga dalam rangka melakukan penanggulangan dampak negatif media melalui pendidikan agama Islam. “Kalau semuanya berjalan baik, maka akan tersusun konsep tentang strategi dan pola pemanfaatan media bagi pengembangan pendidikan agama Islam,” tandas Hamdar.
Sementara itu, Kepala Bidang Litbang Pendidikan Formal, Nuruddin Arya, menandaskan peluang menembus media massa bagi para pemangku kepentingan pendidikan agama sangat tinggi. “Koran, majalah, televisi, radio, dan media lainnya sangat terbuka lebar untuk pemberitaan pendidikan Islam,” kata Nuruddin via telepon, Kamis (8/9).
Menurut dia, tepat sekali jika para pemangku pendidikan agama Islam diarahkan menuju literasi media secara baik. Jika ini dilakukan, maka urusan isu miring pendidikan Islam akan semakin hilang.
Untuk mengawal bekal para pemangku pendidikan, maka ulasan dari pakar media menjadi sangat penting. Bagaimana media massa memberikan ruang khusus bagi pendidikan agama Islam secara rutin. Selain itu, jika kolom pendidikan sudah dibuka, jaringan media harus diambil dengan baik. Pendidikan agama Islam harus mewarnai media massa.
“Kegiatan semacam ini akan membuka peluang besar agar pengelola pendidikan dekat dengan pemilik media sehingga dapat beritakan dengan baik dan objektif,” tandas Nuruddin.
Selain Kabid Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Jawa Tengah, H Jam'un, hadir pula sejumlah narasumber dalam seminar tersebut antara lain: Prie GS, Agus Fathuddin Yusuf, M Rikza Chamami, Fatah Syukur, Muhammad Ahsan, dan Imam Tolkhah. (Musthofa Asrori/bas)