Perlunya Penyuluh Agama Memaksimalkan Penggunaan IT

14 Mar 2022
Perlunya Penyuluh Agama Memaksimalkan Penggunaan IT

Jakarta (Balitbang Diklat)---Indonesia memiliki keragaman suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Keragaman itu membuat Indonesia dikenal sebagai bangsa multikultur.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik bekerjasama dengan ISEAS, pada 2013 terdapat 633 kelompok suku besar di Indonesia dan 1.331 suku dan sub-suku. Sementara pada 2017, Badan Bahasa menemukan ada 652 bahasa daerah.  Selain itu, terdapat juga 6 agama yang dipeluk dan diyakini di Indonesia.  

Begitu besar keragaman Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa. Namun, keragaman ini terkadang menimbulkan ketegangan dan menjadi pemicu konflik yang sensitif. 

Pernyataan tersebut disampaikan Suriana Sitompul, Kasubdit Penyuluhan Direktorat Jenderal Bimas Kristen, saat memaparkan materi Moderasi Beragama dalam Pembangunan Nasional pada PJJ Multimedia Angkatan VI Pusdiklat Teknis, Senin (14/03).

Kegiatan ini diikuti para penyuluh agama dari provinsi Jawa Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat. Pelatihan berlangsung dari 14-30 Maret 2022 secara online.

Selanjutnya, Suriana menegaskan setiap konflik harus diselesaikan tuntas agar tidak menjurus ke arah ekstrimisme. Konflik harus dimanajemeni dengan solusi yang tepat dan mampu memberikan rasa damai dan bahagia dalam kehidupan beragama.

“Peran moderasi beragama sebagai solusi dibutuhkan dan diyakini mampu menghargai keragaman. Hal tersebut untuk merawat kebhinekaan Indonesia tanpa harus mencabut tradisi dan kebudayaan yang sudah dibangun dari tahun ke tahun,” ungkap Suriana.

Bagi sosok Kasubdit wanita ini, promosi perdamaian era kekinian harus dikaitkan dengan kemajuan teknologi. Di Indonesia, 73,7% penduduk (Data Reportal 2022) adalah pengguna internet. Karena itu, pelaksanaan tugas penyuluhan agama seharusnya dapat dimaksimalkan dengan penggunaan IT. Suriana menambahkan, peran penting penyuluh agama sangat dibutuhkan dalam menyikapi pemanfaatan media secara bijaksana.

Di akhir paparannya, Suriana menyerukan agar penyuluh agama tampil sebagai penyejuk, penengah, dan memberikan penyegaran dengan konten-konten media yang baik untuk pemersatu bangsa. (Rina/bas)

 

 

Penulis: Rina
Editor: Abas
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI