Perlunya Sinkronisasi Penguatan Program BLA dan Puslitbang

30 Mar 2023
Perlunya Sinkronisasi Penguatan Program BLA dan Puslitbang
Pelaksana Tugas Sesban Litbang dan Diklat Arskal Salim dalam kegiatan Sinkronisasi Penguatan Program BLA dan Puslitbang, di Surakarta, Kamis (30/3/2023).

Surakarta (Balitbang Diklat)---Badan Litbang dan Diklat (Balitbang Diklat) Kementerian Agama melaksanakan kegiatan Sinkronisasi Penguatan Program Balai Litbang Agama (BLA) dan Pusat penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) di lingkungan Balitbang Diklat Kemenag.

Bertempat di Swiss-Belhotel Solo, kegiatan menghadirkan para pimpinan dan pejabat dari masing-masing unit untuk memaparkan semua program yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan. Hadir pula pada kesempatan tersebut para peneliti perwakilan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang juga para mantan peneliti Balitbang Diklat.

Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan (BALK) yang disampaikan Analis Kebijakan Haris Burhani menyampaikan bahwa Puslitbang BALK melaksanakan penyusunan Indeks Kerukunan Umat Beragama. “Kegiatan sudah berjalan dan waktunya selama bulan puasa ini,” kata Haris, di Surakarta, Kamis (30/3/2023).

Selanjutnya, kata Haris, Evaluasi Kinerja Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) merupakan kegiatan kolaborasi antara pusat dan daerah dengan mix methode, campuran antara kualitatif (obervasi) dan kuantitatif dengan menggunakan google form.

Link google form untuk seluruh FKUB. Sasarannya FKUB di provinsi dan kabupaten/kota. “Saya mengharapkan adanya observasi dimana ada pertanyaan-pertanyaan kualitatif dan tentunya dilakukan sampling,” ucap Haris.

Kegiatan berikutnya, kata Haris, adalah Indeks Literasi Halal pada ASN Kemenag di Indonesia. Populasinya ASN Kemenag, sehingga sampelnya ASN Kemenag. Namun, menurut Haris, belum mengetahui apakah menggunakan seluruh populasi ASN Kemenag seperti CAT kemarin, atau menggunakan sampel.

Selanjutnya, kegiatan Pemetaan Mitigasi Layanan Haji Ramah Lansia. “Terkait dengan observasi mungkin perlu dikonfirmasikan apakah Balai-Balai sudah menganggarkan kegiatan observasi sampling, waktunya sudah mau selesai,” ungkap Haris.

Puslitbang LKKMO

Berikutnya, Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) dalam paparannya disampaikan oleh Sugeng Riyanto, mengungkapkan kegiatan yang dilaksanakan ialah Penyusunan Indeks Literasi Kitab Suci.

“Kegiatan ini melibatkan tiga BLA, Jakarta, Semarang, dan Makassar. Pengambilan data dilakukan masing-masing BLA di 34 provinsi. Sedangkan penyusunan instrumen, serta finalisasi pengumpulan data terakhir menjadi tanggung jawab Puslitbang LKKMO, yang tetap melibatkan teman teman BLA,” ungkap Sugeng.

Selanjutnya, Penyusunan Ensiklopedi Ulama Nusantara Edisi Lanjutan Karya dan Kontribusi (Call for Paper Contributor). “Sebelumnya telah ada beberapa jilid/series, sehingga kami tidak ingin ada pengulangan. Oleh karena itu, kami perlu menyiapkan database,” kata Sugeng .

Puslitbang Penda

Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan (Penda) yang dipaparkan Irhason menyampaikan kegiatan Indeks Program International Student Assesment (PISA) Siswa Madrasah.

Terkait Indeks Literasi Moderasi Beragama (Morab), Irhason mengatakan indeks ini terdiri dari Indeks Literasi Morab bagi Guru Madrasah, Indeks Literasi Morab bagi Guru PAI, Indekasi Literasi Morab bagi Dosen PAI, Keagamaan dan Umum PTKIN, Indekasi Literasi Morab bagi Dosen Keagamaan PTKIN, Indeks Literasi Morab bagi Dosen Umum PTKIN, dan Indeks Literasi Morab bagi Dosen PTN.

Pada akhir sesi, Pelaksana Tugas Sekretaris Badan (Sesban) Litbang dan Diklat, Arskal Salim, memberikan arahan dan tanggapan kepada seluruh peserta kegiatan tersebut. Menurut Arskal, secara metodologis harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Untuk mendukung hal tersebut, menurut Arskal, harus didukung dengan anggaran. Anggaran tersebut perlu disinkronisasikan dengan teknis yang akan digunakan. “Hemat saya, kita perlu menggunakan pihak ketiga yang memiliki representasi wilayah-wilayah tersebut, mengingat metode stratified sampling dengan anggaran yang sudah kita anggarakan dapat meng-cover pengumpulan data,” ungkap Arskal.

Untuk anggaran perjadin, kata Sesban, yang diperlukan adalah kegiatan monitoring untuk memastikan apakah pihak ketiga melaksakan kegiatan tersebut dengan sebaik-baiknya. Terkait pihak ketiga diserahkan kepada masing-masing Balai untuk menentukannya karena tentunya mereka yang lebih mengetahui siapa yang capable.

Kegiatan Puslitbang Penda, kita perluas jumlah respondennya saja. “Karena jika harus melakukan pengukuran indeks morab pada enam kegiatan, akan kompleks sehingga mungkin diperluas respondennya saja,” tandas Sesban. (Barjah/sri)

Penulis: Barjah
Editor: Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI