Perpustakaan adalah Sumber Gerak Ilmu Pengetahuan
Jakarta (Balitbang Diklat)---Semua yang bergelut di Perpustakaan memiliki tanggung jawab untuk terus mengembangkan peradaban ke depannya. Dengan membawa ilmu pengetahuan, dan menyebarkan informasi, serta membangun kesadaran bahwa lewat buku kita bisa terus maju ke depan.
“Perpustakaan adalah sumber dari gerak ilmu pengetahuan yang membuat dinamika hari ini bisa berlangsung terus,” ujar Pelaksana Tugas Sekretaris Badan (Sesban) Litbang dan Diklat, Arskal Salim, dalam arahannya pada kegiatan Peningkatan Kualitas Layanan Perpustakaan di Jakarta, Selasa (4/4/2023).
Kegiatan yang mengusung tema Pengembangan Soft Skill Pegawai Melalui Pembuatan Slide Presentasi Yang Menarik, diharapkan mampu meningkatkan pegawai Kementerian Agama melalui pengetahuan dan keterampilan dalam mengemas informasi dan layanan Kementerian Agama.
“Kegiatan ini tidak sekedar membuat slide, tetapi ini yang akan bisa memancing cara orang mencari ilmu, orang-orang yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuannya, disebarluaskan di berbagai forum dalam bentuk infografis,” tutur Sesban.
Menurut Sesban, masyarakat kita ini sudah terpengaruh oleh media sosial. Dalam riset media sosial yang paling banyak dilihat dan dimanfaatkan yaitu WhatsApp. Rata-rata penduduk Indonesia kalau dihitung yang menggunakan gadget-nya untuk mengakses media sosial itu sangat banyak jumlah HP daripada jumlah manusianya.
“WhatsApp diakses rata-rata penduduk Indonesia sampai 32 jam per bulannya, setelah Whatsapp baru kemudian YouTube selama 26 jam per hari, berikutnya Tik Tok,” ucapnya.
Kekuatan medsos ini, kata Sesban, tidak bisa kalahkan. Tetapi sebagai pustakawan bisa menghadirkan slide presentasi infografis, desain grafis yang menarik bagi yang ingin mencari ilmu pengetahuan dan informasi terbaru dari buku hasil-hasil penelitian, monograf, ataupun artikel-artikel jurnal.
Dalam berbagai kesempatan pustakawan diharapkan bisa menghadirkan ringkasan-ringkasan, membuat anotasi atau resume yang sangat membantu para pembaca. “Kita ingin lebih bisa secara masif lagi melakukan berbagai promosi, jangan sampai kita ketinggalan bersaing atau berkompetisi dengan informasi di media sosial,” harapnya.
Sesban juga berharap, untuk mendapatkan gaung yang lebih luas lagi khususnya di kalangan para pelajar dan mahasiswa, bagaimana mereka bisa mencintai buku, karena lewat buku itulah maka kemajuan peradaban akan terus berkembang ke depan.
Digital Library
Pada kesempatan tersebut, Sesban juga menyampaikan harapan Gus Menteri Yaqut Cholil Qoumas, saat peluncuran Digital Learning Center dan Smart Classroom. Gus Menteri memberikan perhatian khusus kepada perpustakaan khususnya pengembangan digital library.
“Ini sejalan dengan revolusi industri 4.0, kita harus explore yang namanya internet of things, segala-galanya lewat online. Digital library hari ini memberikan akses kemudahan bagi semua orang di muka bumi ini untuk mengakses karya dan pustaka yang tidak dapat ditemukan di tempat tinggalnya,” kata Sesban.
Sesban juga menyampaikan arahan Kepala Balitbang dan Diklat agar melakukan digitalisasi buku-buku, karya-karya yang ada, baik di Puslitbang maupun di Balai Litbang Agama untuk didigitalisasikan.
“Saya membayangkan, kalau ini tersedia semua buku-bukunya tentu tinggal mudah promosikannya,” ucap Sesban.
Terakhir, Sesban mengimbau, pustakawan hendaknya berjejaring. Kita ini tidak bisa bekerja secara individu-individu, kita bisa saling bersinergi, kita bisa menawarkan atau mempromosikan buku-buku. Meskipun kita tidak memiliki koleksi buku yang dibutuhkan pembaca, kita bisa tawarkan di perpustakaan lainnya dengan jejaring tersebut. “Ini yang saya harapkan betul supaya para pembaca merasa terpenuhi kebutuhannya,” tandas Sesban. (Barjah/sri/bas)