Pertahankan sebagai WBK, BDK Semarang Kini Menuju WBBM

25 Nov 2021
Pertahankan sebagai WBK, BDK Semarang Kini Menuju WBBM
Kepala Balai Diklat Keagamaan (BDK) Semarang Anshori memberi sambutan pada Evaluasi Pembangunan Zona Integritas WBK/WBBM di Auditorium Utama BDK Semarang, Kamis (25/11/2021). (Foto: Ova)

Semarang (25 November 2021). Balai Diklat Keagamaan (BDK) Semarang kembali mempertahankan prestasi sebagai Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK). Hari ini, sedang dilakukan penilaian oleh Tim Evaluasi dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN & RB) menuju Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM).

Atas capaian ini, Sekretaris Badan (Sesban) Litbang dan Diklat Kemenag Muharam Marzuki sangat mengapresiasi dan mendukung BDK Semarang yang telah mendeklarasikan diri sebagai BDK KITA (Komitmen, Inovasi, Transparan, dan Amanah).

“Kami atas nama Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama mengapreasiasi segala upaya yang telah dilakukan untuk mengaktualisasikan komitmen penjaminan mutu di BDK Semarang,” kata Sesban dalam kegiatan Evaluasi Pembangunan Zona Integritas WBK/WBBM di Auditorium Utama BDK Semarang, Kamis (25/11/2021).

“Hal ini diperkuat dengan perolehan sertifikasi ISO 9001:2015 tentang Manajemen Mutu dan ISO 37001:2016 tentang Sistem Manajemen Anti Penyuapan,” sambung mantan Kepala Puslitbang BALK Balitbang Diklat ini.

Dengan perolehan sertifikat tersebut, lanjut Sesban, tentu dapat menambah eviden mutu lembaga yang telah diraih sebelumnya yaitu predikat sebagai satuan kerja ZI WBK.

Doktor jebolan Universitas Baranas Hindu India tahun 1993 ini menambahkan, saat ini kita sedang berada pada fase di mana good governance merupakan sebuah keniscayaan yang harus diwujudkan melalui penyelenggaraan pelayanan publik.

“Untuk itu, optimalisasi dan peningkatan mutu pada semua dimensi layanan setiap unit kerja milik pemerintah menjadi tagihan utama,” tandas mantan Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah Ditjen Bimas Islam ini.

Menurut Sesban, upaya terus-menerus yang dilakukan oleh BDK Semarang dalam pembangunan Zona Integritas (ZI) WBK menuju WBBM bersama dengan 54 satker di lingkungan Kemenag kiranya telah mampu mengukir sejarah, mengingat di antara 14 Balai Diklat Keagamaan di Indonesia, baru BDK Semarang yang mampu mencapai fase monumental ini.

“Nah, hari ini perjuangan panjang dan berliku BDK Semarang telah sampai pada ujung proses evaluasi, utamanya evaluasi dari Tim Evaluasi dari Kementerian PAN & RB. Besar harapan kami, proses ini memberi hasil optimal sebanding degan segala ikhtiar yang telah dilakukan,” harap Sesban.

 

Model dan spirit

Kepala BDK Semarang Anshori dalam sambutannya berkomitmen, bahwa pembangunan ZI WBK menuju WBBM BDK Semarang ini dapat menjadi model, spirit, dan semangat bagi seluruh BDK dan Satuan Kerja (satker) di lingkungan Balitbang Diklat Kemenag.

“Dalam rangka mengaktualisasikan peningkatan dan penjaminan mutu lembaga, berbagai upaya dan langkah-langkah strategis terus kami kembangkan untuk merealisasikan komitmen tersebut,” tandas pria asal Purwokerto ini.

Kepada Tim Kementerian PAN dan RB, mantan Kepala Bagian Umum dan Perpustakaan Sekretariat Balitbang Diklat memohon tim evaluasi untk memberikan bimbingan bagi satker-satker di lingkungan Balitbang Diklat Kemenag agar menjadi satker yang memenuhi standar tata kelola yang baik dan bersih.

“Sekali lagi, kami haturkan selamat kepada keluarga besar Balai Diklat Keagamaan Semarang. Teruslah berinovasi dan meningkatkan mutu layanan. Jangan terlena dengan capaian saat ini, karena dinamika kebutuhan layanan stakeholders akan terus berubah seiring dengan pergerakan waktu,” pesannya.

Ketua tim ZI, Rr. Sri Sukarni Katamwatiningsih, usai acara mengatakan sangat berbahagia lantaran telah berhasil melewati hari-hari persiapan evaluasi WBK/WBBM. Ia tidak merasa terbebani selama menjabat ketua tim. Untuk meringankan beban kerja, ia terus membangun semangat kekompakan di antara pegawai BDK Semarang.

“Intinya, kami saling terbuka. Jika ada kritikan dari pimpinan disampaikan secara terbuka di grup WhatsApp. Tidak harus tidak langsung di japri satu-satu. Jadi, di tempat kami ada beberapa aturan (tak tertulis) yang intinya itu sebetulnya punishment (hukuman). Tapi teman-teman tidak merasa dihukum, sebaliknya sebagai cambuk penyemangat. Jadi, harus bisa mengkondisikan teman-teman bisa berjalan baik,” ujarnya.

Salah seorang panitia, Amiroh Ambarwati mengatakan bahwa acara ini juga dihadiri Tim Monitoring dan Pendamping dari Itjen Kemenag, pejabat struktural dan fungsional BDK Semarang, dan Tim Kerja ZI WBK-WBBM BDK Semarang.

“Hadirin di ruangan ini sebanyak 60 orang, ditambah beberapa satker hadir secara virtual via zoom,” ungkap Widyaiswara BDK Semarang yang akrab disapa Amy ini.

Di antara satker yang bergabung secara virtual, kata Amy, antara lain Kepala Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan Sastra Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud Ristek, perwakilan BDK Banjarmasin, BDK Jakarta, BDK Surabaya, BDK Medan, Kemenag Kabupaten Pekalongan, Banyumas dan Kota Magelang.[]

Ova/diad

Penulis: Mustofa Asrori
Editor: Dewindah
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI