Pesan Sesban di Pelatihan Capacity Building: ASN Harus Ringan Tangan, Hindari One Man Show
Subang (Balitbang Diklat) --- Dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan, aparatur sipil negara (ASN) harus selalu ringan tangan dan bahu membahu sehingga pekerjaan akan terasa ringan. ASN juga harus menghindari gaya one man show, di mana segala sesuatu dikerjakan, diputuskan, dan bergantung kepada pimpinan perusahaan.
Pesan tersebut disampaikan Sekretaris Badan (Sesban) Litbang dan Diklat Kementerian Agama (Kemenag) Muharam Marzuki saat memberikan arahan pada pelatihan Capacity Building Pegawai Balitbang Diklat Kemenag, di Ciater, Subang, Senin (20/2/2023).
Sesban mengingatkan, ASN selalu dituntut untuk senantiasa meningkatkan dedikasi, integritas dan loyalitas kepada atasan dalam melaksanakan tugasnya. Seberat apapun tugas yang diberikan harus dikerjakan. “Andai kata ada kesulitan, bertanyalah kepada atasan atau yang lebih senior, dan kepada kawan lain tolong bantu,” ujarnya.
“Jadi setiap karyawan, setiap ASN atau P3K, harus biasakan ringan tangan, saling membantu dalam pekerjaan tugas urusan kantor,” sambungnya.
Bicara mengenai capacity building atau pengembangan kapasitas pegawai, tentunya loyalitas menjadi satu poin penting yang perlu diperhatikan. Loyalitas ini bahkan menjadi salah satu dari core values ASN yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi pada 27 Juli 2021 lalu, yaitu BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Loyal, Harmonis, Adaptif, dan Kolaboratif).
Sesban pun mewanti-wanti para pegawai agar memegang teguh loyalitas, karena loyalitas adalah sisi lain yang bisa membuat organisasi bisa berjalan dan berkembang dengan baik. “Kalau bekerja di pegawai negeri tidak loyal jangan harap ini kedepannya akan bagus. Siapapun menterinya, kepala badannya, sekretarisnya, kapusnya, sekjennya, kepala bironya, tetap harus loyal kepada pimpinan kita,” katanya.
Oleh karena itu, pelatihan capacity building ini digelar untuk meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan, sikap serta perilaku para pegawai Balitbang Diklat. Selain itu, capacity building juga merupakan bagian dari evaluasi.
“Evaluasi ini bagian dari charging, recharging. Ibarat baterai sudah redup, harus di-recharge lagi, diajak melakukan sesuatu yang sifatnya menggairahkan, memberi semangat, memotivasi, melatih kita untuk bisa bekerja bersama, bukan bekerja sendiri-sendiri, bukan bekerja seperti one man show, tapi bekerja atas nama tim,” pungkasnya. (Julian/diad)