Potensi 11 Juta Santri: Siapkah Pesantren Jadi Kekuatan Ekonomi Baru?

4 Agt 2025
Potensi 11 Juta Santri: Siapkah Pesantren Jadi Kekuatan Ekonomi Baru?
Kepala BMBPSDM Kemenag RI, Muhammad Ali Ramdhani, dalam forum MSIUS 2025: Positioning Islamic Social Finance in National Economic Development di Jakarta, Senin (4/8/2024).

Jakarta (BMBPSDM)---Pondok pesantren bukan sekadar lembaga pendidikan agama, tapi berpotensi menjadi episentrum pemberdayaan ekonomi. Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Kementerian Agama RI, Muhammad Ali Ramdhani, dalam forum MSIUS 2025: Positioning Islamic Social Finance in National Economic Development.

 

Kaban Dhani –sapaan akrabnya– menilai pondok pesantren memiliki potensi ekonomi yang luar biasa. Sebab data Education Management Information System (EMIS) Kementerian Agama tanggal 31 Desember 2024 menunjukan ada lebih dari 42 ribu pondok pesantren dengan 11 juta lebih santri yang terhimpun di dalamnya. 

 

Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya membangun kekuatan ekonomi berbasis pesantren melalui konsep santri-preneur. “Saya tidak ingin menyebut pesantren-preneur, sebab kalau gagal nanti disebutnya pesantren gagal. Kalo santrinya gagal bolehlah, orang lagi belajar,” katanya di Jakarta, Senin (4/8/2025).

Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung itu menjelaskan bahwa menurut Undang-Undang No. 18 Tahun 2019, pesantren memiliki tiga fungsi yakni fungsi pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat. Menurutnya, fungsi pendidikan dan dakwah sudah berjalan dengan baik, tapi fungsi pemberdayaan ekonomi umat masih harus diperkuat. 

 

“Mereka memiliki visi dan misi yang satu di dalam bidang edukasi dakwah dan pengembangan. Pasar utamanya sudah ada, mereka punya santri, masyarakat di sekitarnya selalu memberikan penghormatan, maka pesantren akan menjadi kekuatan ekonomi yang berkesan,” ujarnya. 

 

Kaban Dhani pun mencontohkan adanya ketimpangan dalam bisnis di lingkup pondok pesantren. Hal ini, menurutnya, terjadi karena pondok pesantren belum banyak mengakses pengetahuan seputar branding dan marketing. “Ada perusahaan fesyen muslim di Bandung harga ngambilnya ke pesantren itu hampir 300 ribu, tapi dijualnya 3 juta,” ungkapnya. 

 

Menutup paparannya, ia menunjukan peluang-peluang konkret yang bisa digarap oleh pondok pesantren mulai dari travel religi, industri halal, fesyen muslim, hingga penyiaran keagamaan. Ia juga menyerukan kolaborasi nyata dari para pemikir dan pelaku ekonomi.

 

“Tempat sudah ada, tanah sudah ada, orang sudah ada. Tinggal dibikin hub, biarkan menjadi kekuatan ekonomi,” tutur Kaban.

Penulis: Rizki Dewi Ayu
Sumber: Sekretariat BMBPSDM
Editor: Abas
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI