Program Berbasis Outlook, Bukan Inward Looking Semata
Banda Aceh (Balitbang Diklat)---Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI Suyitno mengatakan, dirinya mendapat tugas khusus dari Menag Yaqut Cholil Qoumas untuk menyiapkan sebuah desain terkait dengan outlook program Kementerian Agama (Kemenag) 2023. Outlook ini bukanlah inward looking semata namun harus berdampak baik ke masyarakat.
“Outlook sebenarnya kita ingin melihat keluar. Kenapa kita butuh melihat keluar? Karena selama ini kita mengerjakan sesuatu, perspektifnya inward, ke dalam,” kata Kaban Suyitno, saat memberikan kuliah singkat di Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, Jumat (27/1/2023).
Pada kesempatan tersebut, Kaban Suyitno sempat bertanya mengenai pengabdian para pejabat struktural dan fungsional UIN Ar-Raniry. “Kita itu sudah bekerja mengabdi untuk negara atau belum? Jujur, kita jawab sebagai ASN. Sudah mengabdi untuk negara belum? Lha wong kita semua cash and carry,” ujarnya.
Kaban Suyitno lantas mengajak untuk bermuhasabah. Pasalnya, menurut dia, selama ini yang jajarannya lakukan hanya rutinitas.
“Kita itu belum bisa memuaskan publik. Kita baru bisa memuaskan diri sendiri,” tuturnya.
Karena itu, ia menjelaskan outlook program Kemenag 2023 harus memiliki pandangan, harapan, dan prediksi terhadap kemungkinan yang akan terjadi pada tahun 2023. Berkenaan dengan persoalan keagamaan dan pendidikan agama dan keagamaan yang menjadi tugas dan mandat Kemenag.
“Konteks Litbang Diklat. Supporting kegiatan apa/program apa dari kelitbangan dan kediklatan dalam merespons pandangan, harapan, prediksi terhadap kemungkinan yang akan terjadi pada tahun 2023 berkenaan persoalan keagamaan dan pendidikan agama dan keagamaan,” papar eks Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kemenag.
Suyitno menjelaskan bahwa Balitbang Diklat memiliki fungsi yang penting di Kemenag, yakni sebagai “dapur” tempat meramu dan menggodok berbagai kebijakan di bidang agama dan pendidikan.
“Balitbang mulai tahun 2022 kemarin, sudah saya declaire, menjadi dapurnya Kementerian Agama. Artinya akan memasak semua kebijakan sebelum menjadi kebijakan menteri,” tukas Guru Besar UIN Raden Fatah ini.
Ia berharap produk-produk Kelitbangan ke depan akan menjawab berbagai permasalahan dan tantangan organisasi yang semakin kompleks dan membutuhkan penanganan secara komprehensif. Pembangunan bidang agama dan pendidikan agama serta keagamaan ke depan menjadi lebih baik dan organisasi Kemenag berkeunggulan dapat diwujudkan.
“Untuk itu, diperlukan kerja sama dan kolaborasi dunia kelitbangan dengan organisasi lainnya, baik internal unit Litbang, antar unit kelitbangan pada Kementerian dan Lembaga Negara, maupun kerja sama dengan Perguruan Tinggi dan lembaga riset lainnya di masyarakat,” pungkasnya. (julian/sri/bas)