Program MB Membutuhkan Inovasi-inovasi Baru

22 Agt 2023
Program MB Membutuhkan Inovasi-inovasi Baru
Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag Prof. Suyitno

Semarang (Balitbang Diklat)---Program moderasi beragama di Kementerian Agama, telah berjalan kurang lebih dua tahun. Namun dalam catatannya, program ini membutuhkan masukkan sekaligus inovasi-inovasi baru, agar capaian kegiatan pengarusutamaan moderasi beragama betul-betul menyasar sesuai dengan target yang telah ditentukan.

Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Litbang dan Diklat Prof. Suyitno pada Technical Meeting Penjurian Lomba Inovasi Moderasi Beragama. Kegiatan diselenggarakan Balai Litbang Agama Semarang secara daring.

Menurut Kaban Suyitno, berbagai kegiatan yang berkaitan dengan moderasi beragama telah dilakukan, seperti Training of Trainers (TOT), orientasi, penggerak, dan sosialiasi. Selain itu, Balitbang Diklat juga berupaya melakukan berbagai model inovasi moderasi beragama yang dapat diterima masyarakat.

“Inovasi moderasi beragama sifatnya dinamis, terutama untuk menjawab kebutuhan masyarakat secara luas, tidak terkecuali kalangan generasi Z atau generasi milenial,” ujar Kaban Suyitno via zoom meeting, Senin (21/8/2023).

Mengutip hasil riset, Kaban menunjukan bahwa intolerasi yang terjadi di kota-kota besar semakin menguat, padahal program moderasi beragama terus berjalan.

“Gejala ini menjadi tantangan tersendiri sehingga mendorong kami terus berinovasi dalam mengembangkan program-program moderasi beragama,” ungkap Suyitno.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Balai Litbang Agama Semarang Anshori mengatakan dari empat lomba moderasi beragama yang paling banyak diminati adalah tiktok challenge moderasi beragama. “Meski demikian, bukan berarti lomba yang lain kurang diminati hanya saja peminatnya masih di bawah lomba tiktok,” tuturnya.

Jika dilihat dari persebaran peserta dari empat lomba moderasi berasal dari Pulau Jawa dan Luar Jawa. Hal tersebut menunjukan masyarakat begitu antosias dalam mengikuti lomba ini.

“Lomba ini diharapkan memunculkan inovasi yang bisa dijadikan bahan penguatan moderasi beragama,” pungkasnya.

Kegiatan ini dihadiri para dewan juri, antara lain Staf Khusus Menag RI Mahmud Syaltout, Koordinator Nasional Gusdurian Alissa Wahid, Tokoh Agama Kristen Pdt. Yerry Pattinasarany, Tokoh Agama Katolik Romo FX Sugiana, Tokoh Agama Hindu Prof. I Nyoman Yoga Segara, Tokoh Agama Buddha Bhante Dhirapunno, Kapus KUB Kemenag RI Dr. Wawan Djunaedi, dan Tokoh Agama Khonghucu Ws. Sugiandi Surya Atmaja.

Fathurrozi/diad/Sr

Penulis: Fathurrozi
Editor: Dewi Indah Ayu/Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI