Promosi Lembaga Perkuat Personality, Diskusi tentang Scopus bersama Prof. John Vong
Jakarta (10 Maret 2020). Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi kembali mengadakan diskusi bersama sang tokoh dunia Editorial in Chief di Scopus dari Singapura yang kali ini mengambil tema “How to Find the Opportunity for Publishing in the Scopus Indexed Journals” di Jakarta, Selasa (10/03).
Prof. John Vong menyebutkan dirinya sebagai anak jalanan meskipun ilmunya mumpuni. Beliau jebolan universitas terkemuka di Inggris dan Amerika. John Vong banyak meng-handle lembaga riset yang bereputasi tinggi dan tulisannya sudah menginjak scopus sejak 1985.
Pada kesempatan itu, Vong mengatakan “do your research and sale it”. “Riset akan memperkuat karir personal sekaligus mempromosikan lembaga,” ujarnya.
Selanjutnya kualitas riset dan bukti-bukti kuat dapat digunakan untuk policy decision. Karena itu, untuk mengadakan riset perlu memperhatikan topik menarik yang sedang menjadi perhatian banyak orang. Dengan demikian, riset tersebut akan mendapatkan nilai layak jual untuk digunakan oleh banyak orang, lembaga, bahkan negara.
Selain itu, Prof. John Vong menguasai Islamic Banking. Ia dengan gamblang mengaitkan bahasannya dengan unsur keagamaan. Beliau adalah penemu pertama tentang Syariah Banking dan saat ini sedang mengembangkan payment with cashless.
Menurutnya, agama dapat dikaitkan dalam berbagai bidang kebutuhan manusia. Di antara unsur yang bisa dikaitkan dengan agama adalah seperti bagaimana peran agama dalam meningkatkan pendidikan dan menghindari kemiskinan atau bagaimana agama dikaitkan dengan industri. Tentu unsur agama dapat menjadi bahasan inti didalamnya.
Moderator dalam diskusi ini, Choirul Fuad Yusuf juga sangat ketat dalam mengarahkan jalannya diskusi ke tema yang sedang dibicarakan. Moderator juga tidak ragu menegur ketika penanya bertanya di luar tema diskusi. Tidak hanya itu, moderator juga mengarahkan presenter agar mengaitkan bahasannya dengan keagamaan, karena sasaran peneliti di Kementerian agama tentu tidak bisa keluar dari aspek dan nuansa keagamaan.
Di antara pertanyaan yang menarik adalah tentang bagaimana trick penelitian agama dapat lebih sexy dan bernilai jual di dunia luar. Beliau memberikan jawaban yang sangat menarik bahwa agama merupakan tema yang sexy tergantung bagaimana dan dari sudut mana kita membidiknya sehingga riset kita menjadi menarik.
Kesimpulan yang sangat menarik dari bahasan dan diskusi pada siang hari ini adalah melakukan riset harus dibandingkan dengan isu yang berkembang di wilayah lainnya. Ketika bandingan pada level internasional maka tulisan hasil riset kita akan dapat diterima di level scopus, namun bila dibandingkan pada level nasional maka tulisan hanya bisa diajukan pada level sinta untuk ukuran nasional. Catatan penting lainnya adalah apabila artikel diajukan pada level scopus, maka referensi harus diperhatikan yaitu uptodate dan tidak menggunakan referensi dari Afrika dan India, karena dipastikan akan ditolak oleh scopus.
Sesi diskusi ini ditutup oleh Kepala Pusat Litbang lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi, Muhammad Zain. Beliau sangat mengapresiasi kegiatan ini dan mengucapkan terimakasih atas kehadiran dan sharing ilmu oleh Prof. John Vong.
Dalam kata penutupnya, Kepala Puslitbang LKKMO mengarahkan bahwa peneliti harus mengembangkan risetnya berikut prosperity-nya. Beliau mengutip Robert J. Barrow dari Harvard University yang menulis buku The Wealth of Religion bahwa ekonomi sangat berpengaruh dalam Islam. Islam tumbuh dengan ekonomi. Karena itu, peneliti dapat merencanakan prosperity untuk kesejahteraan hidupnya. Peneliti tidaklah harus hidup melarat. Mereka bisa mendesain riset kolaboratif demi memperkaya ide dan gagasan sebuah riset.[]
Fakhriati/diad