Pusdiklat Teknis Gelar Pembinaan Mental Pegawai dan Santunan Anak Yatim

23 Jun 2017
Pusdiklat Teknis Gelar Pembinaan Mental Pegawai dan Santunan Anak Yatim

Ciputat (22 Juni 2017). Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan menggelar pembinaan mental pegawai di Kampus Diklat Kementerian Agama, Ciputat, pada Kamis, 22 Juni 2017. Acara yang diikuti lebih dari 100 pegawai PNS dan non-PNS ini dirangkai dengan santunan anak yatim piatu dan buka puasa berasama. Tidak kurang dari 32 anak yatim piatu berbaur bersama pegawai dan mengikuti acara secara seksama. Tampil memberikan taushiyah Ramadhan adalah penceramah kondang Oki Setiana Dewi dan Khoirul Huda Basyir.

Dalam arahannya, Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan, Mahsusi, menekankan pentingnya kedisiplinan dan kinerja secara bersamaan. Pegawai yang baik adalah pegawai yang disiplin dan pada saat yang sama juga berkinerja. “Pegawai yang disiplin tetapi tidak berkinerja tidak terkategori baik, begitu pula pegawai yang berkinerja tetapi tidak disiplin juga tidak baik. Pegawai yang baik adalah yang mampu mengimplementasikan kedua-duanya, yaitu disiplin dan berkinerja. Melalui puasa Ramadhan inilah mudah-mudahan pegawai semakin disiplin dan juga berkinerja”, tegas mantan Kepala Biro Kepegawaian ini.

Dalam ceramahnya, Oki mengajak pegawai untuk memanfaatkan setiap kesempatan dengan beribadah sebanyak dan sebaik mungkin. Terlebih di bulan Ramadhan ini, kualitas dan kuantitas ibadah harus semakin ditingkatkan berbeda dengan 11 bulan lainnya. “Indonesia adalah negara dengan iklim yang kondusif untuk umat beragama menjalankan ajaran agamanya, berbeda dengan belahan negara lain yang terkadang banyak rintangan”, terang wanita yang kerap mengisi ceramah di salah satu stasiun televisi swasta ini.

Sementara Khoirul Huda dalam taushiyahnya mengupas tiga kualitas manusia bertakwa. Dengan mengutip QS Ali Imran: 133-135, kualitas manusia bertakwa terdiri atas kualitas sosial, kualitas personal, dan kualitas spiritual. Kualitas sosial ditandai dengan tingkat kepedulian terhadap sesama. Kualitas personal ditentukan oleh kemampuan memanajemeni emosi dan memberi maaf kepada sesama. Sedangkan kualitas spiritual bertumpu pada kekuatan dzikir kepada Allah dan kesadaran memohon ampun atas dosa yang dilakukannya. “Puasa yang berhasil adalah puasa yang mampu melahirkan tiga kualitas tersebut. Bila tiga kualitas tersebut  belum diraih oleh orang yang berpuasa, berarti predikat muttaqin belum melekat pada diri orang yang berpuasa,” ungkap ustaz yang kini menjabat Kepala Bagian Tata Usaha Pimpinan Kementerian Agama ini.

Seusai taushiyah, acara dilanjutkan dengan pemberian santunan terhadap anak yatim piatu. Anak-anak yang rata-rata masih duduk di bangku Madrasah Ibtidaiyah ini tampak antusias mengikuti acara. Tidak lama berselang, waktu maghrib tiba. Bersama Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis, seluruh pegawai dan anak yatim berbuka puasa bersama. []

Efa/diad

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI