Pusdiklat Tenaga Administrasi Gelar Master Training Moderasi Beragama bagi 30 Rektor PTKN

16 Nov 2021
Pusdiklat Tenaga Administrasi Gelar Master Training Moderasi Beragama bagi 30 Rektor PTKN
Peserta kegiatan Pelatihan Moderasi Beragama

Jakarta (16 November 2021). Pusdiklat Tenaga Administrasi menggelar Pelatihan Master Training Moderasi Beragama bagi 30 orang rektor atau ketua dari Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) Kementerian Agama Tahun 2021. Kegiatan berlangsung pada 15 s.d. 19 November 2021 di Hotel Kristal, Jakarta Selatan.

Kepala Balitbang Diklat Kemenag Achmad Gunaryo mengatakan pelatihan ini sesungguhnya dianggap kegiatan pemula karena sesudah ini akan ada kegiatan selanjutnya sampai ke level bawah. Ia berharap kelak peserta akan menjadi mentor di unit kerja masing-masing, sehingga konsep moderasi beragama bukan dianggap hal yang baru.

“Kami pun berharap visi Kementerian Agama yang profesional dan handal dalam membangun masyarakat saleh, moderat, cerdas, dan unggul untuk mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berdasarkan gotong royong akan dapat segera terwujud,’’ ujar Kaban Gunaryo mengawali sambutannya di Jakarta, Selasa (16/11/2021).

Kaban Gunaryo mengatakan kesalehan dapat terlihat dari rumah ibadah yang banyak dibangun oleh masyarakat ketimbang dibangun oleh negara. Selain itu, memfasilitasi pelaksanaan ibadah sebelum melakukan pekerjaan melalui doa bersama, sehingga tidak ada perilaku yang tidak ada materi keagamaan di dalamnya.

Namun, menurut Kaban, kesalehan-kesalehan seperti itu tidak tercermin dalam perilaku sosial sehari-hari, masih ada saja pergolakan dan perdebatan yang dapat menghambat pembangunan di negara ini. Padahal keberagaman dan keberagamaan bisa menjadi nilai tambah yang dimiliki Indonesia dibanding negara lain.

“Tidak ingin terjebak pada polarisme sekular versus teokrasi, Indonesia memilih dan mengembangkan modelnya sendiri yaitu negara Pancasila yang di dalamnya agama tumbuh dan berkembang bersama-sama dengan demokrasi. Negara juga menfasilitasi kehidupan agama dan beragama, serta tidak menolak perkembangan peradaban (modernitas),’’ jelas Kaban.

Karena itu, lanjut Gunaryo, Penerimaan normatif terhadap agama di satu sisi dan penghargaan terhadap perkembangan peradaban manusia di sisi lain menjadikan Indonesia bukan negara agama, bukan pula negara sekular.

Kepala Pusdiklat Tenaga Administrasi A. Buchori dalam laporannya mengatakan pelatihan ini menjadi sejarah karena sejak berdirinya Pusdiklat, inilah pertama kali Pusdiklat Tenaga Amdministrasi menyelenggarakan pelatihan bagi pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) secara langsung.

“Tujuan pelatihan ini adalah terlatihnya JPT (Jabatan Pimpinan Tinggi) yang mampu memformulasikan kebijakan dan program penguatan moderasi beragama, serta membangun lingkungan kerja yang menumbuhkan moderasi beragama serta terwujudnya gerakan penguatan moderasi beragama berbasis Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri yang sinergi dan terkonsolidasi,’’ jelas Kapus Buchori.

Hadir pada kesempatan itu Kabag TU Nilam Nur Azizah dan Kabid Penyelenggara Achmad Nidjam.[]

RS/diad

Penulis: Rahmi Siregar
Editor: Dewindah
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI