Pusdiklat Tenaga Administrasi Gelar Pelatihan Moderasi Beragama Bagi Pranata Humas
Tangerang (10 November 2021). Pusdiklat Tenaga Administrasi menggelar Pelatihan Moderasi Beragama bagi 30 Jabatan Fungsional Pranata Humas dari satuan kerja pada Kementerian Agama RI. Kegiatan berlangsung pada 10 s.d. 14 November 2021 di Hotel Golden Tulip Essential, Tangerang.
Kabid Penyelenggaraan Achmad Nidjam mengatakan penyelenggaraan pelatihan ini bertujuan untuk mewujudkan salah satu RPJMN 2020-2024 Prioritas Nasional 4 yaitu Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan, dengan memperkuat moderasi beragama.
”Pelatihan ini diharapkan mampu menguatan cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam perspektif jalan tengah. Menjadi penguatan harmoni dan kerukunan umat beragama; penyelarasan relasi agama dan budaya; peningkatan kualitas pelayanan kehidupan beragama; dan menuju ke arah pengembangan ekonomi dan sumber daya keagamaan,” ujar Nidjam di Tangerang, Rabu (10/11/2021).
Menurut Nidjam pelatihan ini menjadi penting sebagai jawaban atas tantangan yang dihadapi dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat serta bernegara. Tantangan tersebut berupa berkembangnya cara pandang, sikap, dan praktik beragama yang berlebihan (ekstrem).
Selain itu, lanjut Nidjam, terdapat pula berkembangnya klaim kebenaran subyektif dan pemaksaan kehendak atas tafsir agama serta pengaruh kepentingan ekonomi dan politik berpotensi memicu konflik, dan berkembangnya semangat beragama yang tidak selaras dengan kecintaan berbangsa dalam bingkai NKRI.
”Indonesia adalah negara yang bermasyarakat religius dan majemuk dimana masyarakat lekat dengan kehidupan beragama dan kemerdekaan beragama dijamin oleh konstitusi,” jelasnya.
Menjaga keseimbangan antara hak beragama dan komitmen kebangsaan menjadi tantangan bagi setiap warga negara. Karena itu, moderasi beragama merupakan perekat antara semangat beragama dan komitmen berbangsa di Indonesia.
“Beragama pada hakikatnya adalah ber-Indonesia dan ber-Indonesia itu pada hakikatnya adalah beragama, sehingga moderasi beragama menjadi sarana mewujudkan kemaslahatan kehidupan beragama dan berbangsa yang harmonis, damai dan toleran sehingga Indonesia maju,” papar Nidjam.
Oleh karena itu, pelatihan Moderasi Beragama ini diarahkan agar peserta memiliki kepekaan sosial yang tinggi, keahlian serta kecerdasan untuk berinovasi dan berkreasi dengan memperkuat esensi ajaran agama dalam kehidupan masyarakat.
Selain itu, diharapkan pula peserta dapat mengelola keragaman tafsir keagamaan dengan mencerdaskan kehidupan keberagamaan, dan merawat keindonesiaan dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Nidjam berpesan untuk menggunakan kesempatan saat mengikuti pelatihan ini untuk mengikuti kurikulum seoptimal mungkin, dengan bersikap pro-aktif dengan penuh kedisiplinan serta ketekunan.
”Manfaatkan setiap waktu dan kesempatan yang tersedia untuk menyerap ilmu dan ketrampilan yang diberikan oleh para widyaiswara/instruktur dan narsumber lainnya sehingga nantinya saudara memiliki pemahaman yang mendalam dan mampu mengimplementasikan moderasi beragama dalam melaksanakan tugas pokok, fungsi dan tanggungjawab jabatan,” tutup Nidjam. []
RS/diad