Pusdiklat Tenaga Administrasi Menggelar Pelatihan Agen Moderasi Beragama bagi 30 Orang Kepala Kantor Kementerian Agama Kota/Kabupaten

23 Nov 2021
Pusdiklat Tenaga Administrasi Menggelar Pelatihan Agen Moderasi Beragama bagi 30 Orang Kepala Kantor Kementerian Agama Kota/Kabupaten
Peserta kegiatan Pelatihan Moderasi Beragama di Jakarta

Jakarta (22 November 2021). Moderasi Beragama bukanlah upaya memoderasikan agama melainkan memoderasikan pemahaman dan pengalaman kita dalam beragama.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani saat membuka Pelatihan Agen Moderasi Beragama bagi 30 orang Kepala Kantor Kementerian Agama Kota/Kabupaten di Hotel Kristal Cilandak. Kegiatan pelatihan akan berlangsung pada 22-26 November 2021.

“Moderasi Beragama adalah cara pandang, sikap dan praktik beragama dalam kehidupan Bersama dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan berlandaskan prinsip adil, berimbang dan mentaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa,’’ jelas Ali di Jakarta, Senin (22/11/2021).

Menurut Ali indikator moderasi beragama meliputi beberapa hal. Pertama, komitmen kebangsaan yang tertuang dalam UU 1945 dan regulasi di bawahnya. Kedua, toleransi yang menghormati perbedaan dan memberi ruang orang lain untuk keyakinan, mengekspresikan keyakinan, menyampaikan pendapat, menghargai kesetaraan, dan sedia bekerja sama.

“Selain hal di atas, poin ketiga yakni anti kekerasan yang menolak tindakan seseorang atau kelompok tertentu yang menggunakan cara-cara kekerasan. Baik secara fisik maupun verbal dalam mengusung perubahan yang diinginkan,” ungkapnya.

Selanjutnya, Ali mengatakan, poin terakhir adalah penerimaan terhadap tradisi yang berupa ramah dalam penerimaan tradisi dan budaya lokal dalam perilaku keagamaannya, sejauh tidak bertentangan dengan pokok ajaran agama.

Dalam memperkuat muatan moderasi beragama, menurut Guru Besar UIN Bandung ini ada terdapat beberapa pesan dasar yang perlu terus digaungkan yaitu memajukan kehidupan umat beragama, menjunjung tinggi keadaban mulia, menghormati harkat martabat kemanusiaan, memperkuat nilai moderat, mewujudkan perdamaian dan menghargai kemajemukan.

“Dalam penguatan moderasi beragama banyak hal yang bisa ditelusuri, ditelaah, diinterpretasi, dan dicari pembandingnya. Kita termasuk orang yang beruntung pada hari ini karena disamping pemuatan aspek-aspek moderasi beragama, juga akan dilakukan endorse tentang bagaimana memecahkan masalah, bagaimana mengungkapkan persoalan yang sesungguhnya dari sebuah pimpinan tingkat kehidupan,” tegas Ali.

Ali berharap nanti akan ada ekspresi kepemimpinan yang akan bercerita mengenai kepemimpinan yang adaptif dan transformatif. Ini yang kemudian akan menampilkan homeschool dari Kementerian Agama menjadi fresh, young, and friendly,” tutupnya.

Hadir juga pada kesempatan ini Kepala Pusdiklat Tenaga Administrasi A. Buchori, Kabid Penyelenggara Achmad Nidjam dan tim Pokja Moderasi Beragama Alissa Wahid.[]

RS/diad

Penulis: Rahmi Siregar
Editor: Dewindah
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI