Puslitbang BALK Seminarkan Hasil Riset Peta Penyiaran Keagamaan Islam Berbasis Masjid

27 Jul 2017
Puslitbang BALK Seminarkan Hasil Riset Peta Penyiaran Keagamaan Islam Berbasis Masjid

Jakarta (27 Juli 2017). Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan (BALK) Balitbang Diklat Kemenag menggelar seminar hasil penelitian di Hotel Aryaduta, Jakarta, Kamis (27/7).

Dalam sambutannya mewakili Kepala Puslitbang, Kabid Litbang Bimas Agama, Aliran, dan Kerukunan, Hj. Kustini Kosasih mengatakan, riset ini merupakan salah satu respon Kemenag terhadap adanya dugaan masjid digunakan sebagai sarana menyebar kebencian.

"Khususnya saat Pilkada DKI Jakarta digelar beberapa waktu lalu. Namun, penelitian ini terbukti atau tidak mari kita dengarkan paparan peneliti kami, Pak Edi Junaedi," ujar Kustini.

Dalam paparannya, Edi Junaedi, salah seorang peneliti, mengatakan bahwa masjid seringkali digunakan sebagai media indoktrinasi, mempengaruhi pandangan politik, bahkan lahirnya ujaran kebencian.

"Siaran keagamaan di beberapa masjid cenderung moderat, menjaga keindonesiaan, dan menghindari isu-isu politik," paparnya.

Namun, lanjut Edi, ada beberapa masjid yang jelas-jelas cenderung tidak moderat, bahkan mendekati intoleran, sekaligus menyemai ujaran kebencian.

"Biasanya ini masjid-masjid yang diidentifikasi sebagai masjid Salafi," tandas pria kelahiran Cirebon ini.

Seminar hasil riset bertajuk Peta Penyiaran Keagamaan Islam Berbasis Masjid ini menghadirkan dua narasumber, yakni Ketua Komisi Dakwah MUI, KH Cholil Nafis, dan Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof.Dr. Arif Subhan.

Hadir dalam seminar tersebut, para peneliti di lingkungan Puslitbang BALK dan sejumlah perwakilan ormas Islam, seperti LDNU, Muhammadiyah, Persis, LDII, FPI, DMI dan MUI. Hingga berita ini ditulis, diskusi berlangsung seru menyusul presentasi dua narasumber. (Musthofa Asrori/bas).

 

 

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI