Puslitbang Lektur Gelar Seminar Kajian Tematik Manuskrip Keagamaan Nusantara
Jakarta (20 Oktober 2017). Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama menggelar “Seminar Kajian Tematik Manuskrip Keagamaan Nusantara; Bencana Alam dalam Persepektif Filologis dan Teologis” di Hotel Sofyan Betawi Menteng, Jumat (20/17). Hadir dalam acara ini Kepala Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi, para peneliti Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi, penyuluh dari Bimas Islam, pemerhati naskah dan filologi, delegasi dari Perpustakaan Nasional RI, peneliti manuskrip dari Aceh, Sumatera, Jawa Tengah, Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan pegawai Sekretariat Badan Litbang dan Diklat.
Naskah atau manuskrip merupakan salah satu karya sastra dan ilmiah yang dapat dijadikan salah satu sumber rujukan kesejarahan dan ilmu pengetahuan. Naskah mempunyai banyak pengetahuan berharga yang dapat dimanfaatkan untuk merekonstruksi berbagai pemikiran intelektual Agama Islam. Bahkan, khazanah klasik ini dapat memberikan solusi terhadap berbagai masalah kehidupan yang sedang dihadapi generasi masa kini dengan jalan mengelaborasi dan mengembangkannya sehingga dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh kondisi masyarakat kontemporer.
Namun demikian, naskah yang sudah dikaji isinya masih banyak yang belum dikembangkan dan dimanfaatkan secara maksimal di masyarakat luas, padahal isi atau kandungan dalam naskah tersebut mengandung pesan-pesan yang bermanfaat bagi masyarakat dalam kehidupan kesehariannya. Jika isi kandungan naskah-naskah ini digali dan dikembangkan, maka akan sangat bermanfaat sekali bagi masyarakat secara umum. Salah satu permasalahan yang dapat ditemukan dalam naskah adalah penjelasan tentang bencana alam, khususnya gempa bumi. Dalam naskah para ulama masa lalu dijelaskan bagaimana mencegah, menghadapi, menanggulangi, dan menyikapi suatu bencana (disaster).
Menurut Dr. Islah Gusmian, Kepala Pusat Kajian Khazanah dan Naskah Islam Nusantara IAIN Surakarta Wilayah Jawa Tengah, Indonesia merupakan salah satu wilayah yang mempunyai kerawanan bencana alam cukup tinggi. Bencana alam yang dimaksud adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Kerawanan itu terjadi karena secara geologis Indonesia berada pada batas pertemuan tiga lempeng tektonik utama dunia, yaitu lempeng eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasifik. Kondisi ini mengakibatkan beberapa daerah terdapat aktivitas gempa dan vulkanisme yang aktif dan akan melahirkan bencana ikutan.
Provinsi Jawa, terutama Jawa Tengah, secara geologis merupakan wilayah yang sering dilanda bencana gempa bumi dan bencana-bencana yang lain. Bantul, Gunung Kidul, dan Cilacap termasuk di antara daerah di Jawa yang sering diguncang gempa bumi. Selain itu, juga Jawa mempunyai tradisi dan kearifan lokal (local wisdom) yang khas dan unik (unique) dalam menghadapi dan mengelola kehidupan dengan segala dinamika dan persoalan yang terjadi. Tradisi dan kearifan lokal tersebut di antaranya terekam dengan kuat dalam manuskrip. Dalam membaca teks masa lalu, mungkin kita hanya mendapatkan satu peristiwa, tetapi pelajaran dan nilai (value) yang ada di dalamnya bisa direkonstruksi dan diwariskan kepada generasi berikutnya. (Nasrullah Nurdin/bas).