Puslitbang LKKMO Gelar Dialog Budaya Keagamaan Nusantara
Riau (13 Oktober 2020). Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan dan Manajemen Organisasi (PLKKMO) Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI bekerja sama dengan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, kembali mengadakan acara Dialog Budaya Keagamaan Nusantara. Kegiatan berlangsung pada 12 s.d 14 Oktober 2020 dengan mengusung tema Penguatan Nilai-nilai Moderasi Dalam Kehidupan Beragama, Berbangsa dan Berbudaya.
Acara dibuka secara virtual oleh Gubernur Provinsi Riau Syamsuar. Dalam sambutannya Syamsuar mengungkapkan bahwa masyarakat di Provinsi Riau terdiri dari berbagai macam latar belakang sosial, budaya, ras, dan agama.
“Kemajemukan menjadikan Riau sebagai daerah yang toleran dan saling menghargai, sehingga memiliki banyak manfaat bagi pembangunan di Riau. Sebaliknya, kemajemukan ini bisa pula menimbulkan kemudorotan, bahkan konflik sosial, suku, ras bahkan agama yang sangat mengancam perpecahan dan integrasi nasional jika salah dalam mengimplementasikannya,” kata Gubernur Syamsuar di Riau, Senin (12/10).
Sementara itu, pada kesempatan yang sama Kepala Puslitbang LKKMO Arskal Salim GP menyampaikan tujuan dialog budaya keagamaan sebagai bagian dari program besar Kementerian Agama untuk mempromosikan Moderasi Beragama. Semua unit yang ada di Kemenag memiliki tanggung jawab kontribusi dalam mempromosikan program Moderasi Beragama.
“Kegiatan Dialog Budaya Keagamaan Nusantara yang kita selenggarakan ini merupakan program besar yang kita sebut sebagai promosi moderasi beragama. Semua unit, satker, yang ada di Kementerian Agama memiliki tanggung jawab kontribusi untuk ikut serta mempromosikan program dan kegiatan Moderasi Beragama,” ujar Kapus Arskal.
Adapun terkait tema yang diambil yaitu tentang budaya keagamaan, Arskal Salim mengungkapkan bahwa ini sangat relevan dengan Puslitbang LKKMO. “Dalam hal inilah kami melihat Puslitbang LKKMO memiliki keterkaitan dengan khazanah, literatur, manuskrip, dan budaya. Maka, kami mengambil satu tema yang relevan yaitu budaya kegamaan”, lanjut Arskal.
Selanjutnya Arskal mengatakan sasaran kegiatan ini meliputi akademisi, budayawan, tokoh masyarakat, tokoh agama, serta tokoh adat yang tentunya mempunyai pengaruh besar untuk menyampaikan nilai-nilai toleransi kepada masyarakat secara luas.
“Kegiatan ini bersifat akademisi sekaligus kultural. Kami senang dapat menyaksikan tarian dan lagu melayu. Selain itu, kami berharap esok pakar-pakar budaya maupun pemuka agama memberikan pandangan-pandangannya bagaimana budaya keagamaan ini memberikan kontribusi, memperkuat nilai-nilai moderasi dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan juga beragama,” ungkap Kapus Arskal.
Mengingat pentingnya dialog budaya keagamaan ini untuk kerukunan umat beragama di Indinesia, untuk kedepannya jika kondisi kerukunan beragama masyarakat masih dinilai kurang maka acara dialog budaya keagamaan nusantara ini akan kembali diselenggarakan di beberapa daerah oleh Puslitbang LKKMO.
Tampak hadir narasumber yang kompeten di bidangnya, antara lain Gubernur Riau Syamsuar, Kepala Balitbang dan Diklat Kementerian Agama RI Ahmad Gunaryo, Kepala Puslitbang LKKMO Arskal Salim GP, Wakil Rektor 1 Bidang Akademik dan Kelembagaan Suryan A. Jamrah, Ketua ICMI Riau Alaidin Kato, dan Tokoh Budaya Riau Chaidir. []
Cepi Hermawan/diad