Puslitbang LKKMO Helat Sidang Ketiga Penilaian Buku Pendidikan Agama

29 Okt 2019
Puslitbang LKKMO Helat Sidang Ketiga Penilaian Buku Pendidikan Agama

Bogor (28 Oktober 2019). Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Balitbang Diklat Kementerian Agama menghelat sidang ke-3 penilaian buku pendidikan agama pada sekolah dan madrasah. Kegiatan tersebut dihelat di Hotel Royal Amaroossa Bogor, Jawa Barat, Senin (28/10).

Kepala Puslitbang LKKMO Muhammad Zain dalam arahannya mengatakan, kegiatan penilaian buku tersebut merupakan mandat yang diberikan oleh undang-undang, Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri Agama (PMA) No. 9 Tahun 2018 tentang Buku Pendidikan Agama.

“Selain PMA tersebut, juga lahir SK Kaban No. 51/2018 tentang Pedoman Penyusunan, Penerbitan dan Penilaian Buku Pendidikan agama. Kedua peraturan itu merupakan turunan dari UU No. 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan,” terangnya.

Menurut Zain, terbitnya PMA No. 9 dan SK Kaban No. 51 merupakan merespons cepat Balitbang Diklat Kemenag terhadap amanat UU Sistem Perbukuan yang menyatakan bahwa penilaian buku agama dan keagamaan menjadi tanggung jawab Kementerian Agama.

“Ini dalam rangka penguatan literasi agama bagi bangsa dan umat, serta peningkatan layanan publik untuk mengesahkan buku teks pendidikan agama dari sejumlah penerbit yang tergabung dalam IKAPI dan Unit Eselon I Kemenag, seperti Ditjen Pendis dan Ditjen Bimas semua agama,” ujarnya.

Mengingat pentingnya penilaian buku pendidikan agama, lanjut Zain, pihaknya melibatkan para peneliti lintas unit eselon 1 di Kemenag dan unit eselon 2 Badan Litbang dan Diklat kita. “Kami undang perwakilan peneliti dari 3 puslitbang dan LPMQ,” kata mantan Kasubdit Ketenagaan Ditjen Pendis ini.

Dalam kesempatan tersebut, pria asal Mandar Sulawesi Selatan ini meminta agar sentuhan teknologi diperkuat. Era sekarang hampir semua pekerjaan harus dengan teknologi IT karena akan lebih memudahkan kerja-kerja penilaian buku. Kita sedang membangun sistem yang kuat agar publik percaya kepada kita (highly trust).

“Saya teringat sebuah buku inspiratif karya S.D Darmono berjudul Building a Ship While Sailing. Membangun kapal sembari berlayar. Nah, kita sedang melakukannya untuk masa depan. Satu hal lagi tentang dunia perbukuan, bahwa kemanusiaan kita bisa berkembang dengan membaca. Bukan nonton TV,” tutur Zain mengutip pernyataan Franz Magnis-Suseno tersebut.

Doktor jebolan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini berharap tahun 2020 ada pertemuan antara penulis dan penilai buku agar terjadi sambung rasa. “Mudah-mudahan tahun depan ada perwakilan tim penilai dengan tim penulis kita ketemu berdasarkan ilmu pengetahuan dan temuan-temuan krusial dalam penilaian buku tahun ini,” harapnya disambut aplaus hadirin.

Zain menambahkan, hingga sekarang setidaknya 444 judul buku yang diterima. Sementara yg telah dan sedang diperiksa tim Ad Hoc penilaian buku ada 284 judul. Ia yakin dan percaya bahwa ke depan makin banyak buku yang akan dinilai. “Selama ini hanya buku pendidikan agama yang sudah ada payung hukumnya. Sementara untuk pendidikan keagamaan belum. Jadi kita perlu menyiapkan itu juga,” ungkapnya.

Selain para peneliti Puslitbang Kemenag, hadir dalam sidang tersebut para peneliti senior, antara lain Prof Qowaid, dan Prof Sumanto. Sejumlah akademisi dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta juga hadir. Kegiatan penilaian buku ini dijadwalkan selama tiga hari, Senin-Rabu, 28-30 Oktober 2019.[]

Ova/diad

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI