Puslitbang LKKMO Selenggarakan Pra-Seminar Hasil Eksplorasi Naskah Klasik Keagamaan Nusantara Tahun 2018
Jakarta (4 Desember 2018). Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Badan Litbang dan Diklat menyelenggarakan kegiatan Pra-Seminar Hasil Eksplorasi Naskah Klasik Keagamaan Nusantara Tahun 2018 di Hotel Takes Mansion Jakarta Pusat, Selasa (4/12). Kegiatan ini diikuti peserta dari UIN Jakarta, Padang, pegawai, dan peneliti di lingkungan Puslitbang LKKMO.
Kegiatan ini dihadiri dan dibuka secara resmi oleh Kapuslitbang LKKMO Muhammad Zain. Dalam sambutannya, Zain menggulirkan beberapa pokok pemikiran. Pertama, mengajak fokus pada peningkatan kinerja, meskipun keadaan saat ini, sarana prasarana kurang mendukung, tempat sempit sehingga gangguan selalu ada kapan saja, datang dari mana saja. “Jadi, sangat perlu menciptakan kondisi hyperfocus agar kinerja meningkat dan target pekerjaan tercapai,” ungkapnya.
Kedua, saat ini kita memasuki era revolusioner, era kecepatan informasi yang luar biasa, karena itu perlu percepatan untuk mendapatkan naskah-naskah yang berserak di daerah-daerah. “Jangan sampai jatuh ke tangan orang asing karena dijual,” ujarnya.
Ketiga, buku Leiden Professors and Their Passination,mengemukakan setiap guru besar memiliki kepakaran/bidang keahlian yang sesungguhnya sudah menjadi jalan dan pilihan hidupnya. Sejatinya sebagai peneliti harus memiliki passion,gairah, dan kepekaan kepenelitian.
Keempat, eksplorasi manuskrip harus memiliki benang merah dengan visi Kemenag untuk penguatan dan peningkatan literasi agama, dan pada ujungnya, digitalisasi manuskrip untuk mendukung moderasi agama.
Pada kesempatan ini, tampil sebagai narasumber Munawar Holil Ketua Manassa dan Ali Akbar dari Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an. Mereka mengungkapkan pemikiran membuat film animasi dan kompetensi menulis artikel bersumber dari manuskrip keagamaan yang sudah digitalisasi lalu dimuat dalam website.
Di akhir acara, Zain berterimakasih sekaligus mengapresiasi segala ide-pemikiran yang telah dicetuskan dalam rangka peningkatan kebermanfaatan manuskrip bagi khalayak umum. Kondisi dan situasi sekarang ini menginspirasi Zain sebagai Kapus dengan motto “building a ship while sailing”. “Artinya melakukan improvementterus menerus sembari terus berjalan, melangkah, berlayar mengarungi samudera kehidupan yang tiada bertepi. Aneka pandangan yang ditiupkan dalam diskusi tadi sebagai pertanda kuat bahwa dalam Lektur banyak treasures - “harta karun” yang masih terpendam,” pungkasnya. (AS/bas/ar).