Rancang Program Asta Cita 2025 : Tujuan Tanpa Rencana Hanya Angan-Angan
Makassar (Balitbang Diklat)---Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Suyitno membuka acara Pendalaman Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA K/L) Balitbang Diklat Tahun Anggaran 2025 di Makassar. Kegiatan ini dihadiri 30 peserta dari berbagai wilayah di Satuan Kerja Bagian Timur. Acara ini menjadi momentum penting dalam menentukan arah kebijakan program Balitbang Diklat untuk tahun 2025, terutama dalam memastikan bahwa program-program tersebut mendukung pencapaian Asta Cita dan visi Indonesia Emas 2045.
Dalam sambutannya, Suyitno menegaskan pentingnya program-program yang akan dilaksanakan di tahun 2025 harus selaras dengan Asta Cita, terutama yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pengembangan sumber daya manusia (SDM). Dua aspek ini dianggap sangat relevan dengan tugas dan fungsi Balitbang Diklat dalam menciptakan masyarakat yang harmonis dan SDM yang unggul. "Tolong teman-teman perencana memastikan dengan betul agar program Asta Cita 2025 sudah diadaptasi dengan baik,” ujar Suyitno di Makassar, Kamis (19/9/2024).
Suyitno juga memberikan arahan kepada para peserta untuk bekerja dengan cepat dan tepat waktu dalam menyusun program-program tahun 2025. "Jangan sampai nanti ketika sudah tahun 2025, kita masih mengurus hal-hal yang seharusnya sudah selesai di 2024. Pastikan di tahun program 2025 sudah bercorak sepenuhnya Asta Cita," lanjutnya. Hal ini menunjukkan keseriusan Suyitno dalam mendorong efisiensi dan ketepatan waktu dalam perencanaan program, agar pelaksanaan di lapangan tidak terganggu oleh proses administrasi yang berlarut-larut.
Selain fokus pada substansi program, Suyitno juga menyinggung tentang pentingnya menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan produktif. Ia menyarankan agar kantor-kantor di Balitbang Diklat mulai menerapkan konsep co-working space atau ruang kerja bersama. "Dengan konsep seperti ini, kita dapat bekerja secara informal, suasana kerja menjadi lebih menyenangkan dan rileks," katanya. Ia menambahkan bahwa konsep co-working juga mencerminkan nilai-nilai egaliter atau kesetaraan, yang penting dalam membangun budaya kerja yang inklusif dan kolaboratif.
Menurut Suyitno, perubahan suasana kantor tidak hanya berdampak pada produktivitas, tetapi juga pada kesejahteraan mental para pegawai. "Kita tidak bisa terus bekerja di ruang yang kaku dan formal. Dengan suasana yang lebih santai, kita bisa lebih kreatif dan inovatif," jelasnya. Hal ini menjadi salah satu poin inovatif yang disorot dalam arahan Suyitno untuk mendukung kinerja tim di lingkungan Balitbang Diklat.
Di penghujung acara, Suyitno juga menekankan pentingnya sinergi dan koordinasi antara para perencana, bendahara, dan Kepala Subbagian Tata Usaha (Kasubbag TU) dalam menghadapi tahun 2025. Ia berharap semua pihak dapat saling bekerja sama, berbagi informasi, dan memiliki visi serta misi yang sama untuk mencapai target bersama. "Tahun 2025 bukan hanya tentang melaksanakan program, tetapi juga tentang bagaimana kita semua bisa bekerja dengan satu tujuan yang jelas," ujarnya.
Sebagai penutup, Suyitno membagikan sebuah kutipan inspiratif kepada para peserta: "A goal without a plan is just a wish," yang artinya "tujuan tanpa perencanaan hanyalah sebuah angan-angan." Kutipan ini menjadi pengingat penting bagi semua yang hadir tentang betapa krusialnya perencanaan yang matang dalam mencapai tujuan. Dengan perencanaan yang baik, diharapkan seluruh program Balitbang Diklat di tahun 2025 tidak hanya berjalan sukses, tetapi juga memberikan dampak signifikan bagi masyarakat dan bangsa. (Natasya Lawrencia)