Rapat Kerja Sekretariat BMBPSDM, Pastikan Mata Rantai Komando Seirama
![Rapat Kerja Sekretariat BMBPSDM, Pastikan Mata Rantai Komando Seirama Rapat Kerja Sekretariat BMBPSDM, Pastikan Mata Rantai Komando Seirama](https://balitbangdiklat.kemenag.go.id/news/rapat-kerja-sekretariat-image-1739415521.jpg)
Bandung (BMBPSDM)---Sekretaris Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan SDM (Sesban) Prof. Achmad Zainul Hamdi berupaya memastikan agar mata rantai komando di BMBPSDM berjalan dengan baik. Menurutnya, komunikasi bisa berupa top down atau bottom up sesuai dengan kebutuhan.
“Kita perlu memastikan mata rantai komando berjalan baik. Pimpinan bisa langsung turun ke lapangan, berinteraksi dengan pegawai. Namun jika komunikasi bergerak dari bawah ke atas, kita perlu mengikuti alurnya,” ujar Sesban Ahmad Inung saat memberikan arahan pada Rapat Kerja Sekretariat BMBPSDM di Bandung, Rabu (12/2/2025).
Menurut Ahmad Inung, panggilan akrabnya, pola tersebut bukan untuk memperlambat. Tetapi agar setiap tim kerja memiliki pola koordinasi yang baik.
Lebih lanjut, ia menegaskan agar memaksimalkan sumber daya internal yang dimiliki sebelum menggunakan pihak eksternal. Sebab hal tersebut berkaitan dengan distribusi kesejahteraan bagi tim.
”Kita punya banyak SDM hebat! Berikan kesempatan kepada mereka untuk berkarya dan berkontribusi untuk kemajuan instansi,” katanya.
Evaluasi SOP dan Penyederhanaan Birokrasi
Pada kesempatan tersebut, Ahmad Inung juga mengimbau untuk mereviu SOP terutama yang berkaitan dengan layanan. Ia tidak ingin birokrasi terlalu panjang dan bertele-tele.
“Periksa berapa langkah yang ada, kemudian hilangkan langkah yang tidak perlu. Mari kita buat birokrasi yang efisien, mudah, cepat, dan responsif,” imbaunya.
Selama ini, lanjutnya, masalah utama birokrasi adalah respons yang lambat, prosedur yang panjang, dan layanan yang tidak terintegrasi. Orang sering mengeluh bahwa birokrasi negara itu berbelit-belit.
”Sekarang, kita berada di dalamnya. Akan sangat naif jika kita justru menjadi bagian dari sistem yang kita kritik,” ungkapnya.
”Kita adalah birokrat. Mesin birokrasi. Maka, kita harus sadar bahwa kita juga pengguna layanan ini,” imbuhnya.
Sesban Ahmad Inung menegaskan tidak ingin ada pelayanan yang terlalu lama. Potong prosesnya, reviu, dan sederhanakan.
“Percayalah, kerja kita yang mulia akan membawa kemuliaan, meskipun bukan dalam bentuk jabatan atau penghargaan material. Semoga di akhir kehidupan, yang kita bawa adalah kebajikan,” pungkasnya mengakhiri arahan.
(Dewi Indah Ayu D)