Rekomendasi Warsito untuk Meningkatkan Moderasi Beragama di Indonesia

7 Mar 2024
Rekomendasi Warsito untuk Meningkatkan Moderasi Beragama di Indonesia
Deputi Bidang Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama, Kemenko PMK Warsito pada acara Rapat Koordinasi Nasional Penguatan Moderasi Beragama, yang digelar Balitbang Diklat Kementerian Agama RI, di Jakarta, Kamis (7/3/2024).

Jakarta (Balitbang Diklat)---Deputi Bidang Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama, Kemenko PMK, Warsito menjadi salah satu pembicara dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Penguatan Moderasi Beragama, yang digelar Balitbang Diklat Kementerian Agama RI, di Jakarta, Kamis (7/3/2024).

 

Dialog yang dipandu Kepala Pusdiklat Tenaga Administrasi Balitbang Diklat, Syafi'i, Warsito memberikan paparan bertajuk: “Strategi Penguatan Moderasi Beragama Pembangunan Relasi Agama dan Budaya.” Menurutnya, moderasi beragama bukanlah tentang agama itu sendiri, melainkan tentang praktik-praktik yang dijalankan dalam kehidupan beragama.

 

Pada kesempatan tersebut, Warsito mengungkapkan hal penting berupa rekomendasi dalam penguatan moderasi beragama, terdiri dari promosi pendidikan multikultural, penguatan institusi keagamaan, pemberdayaan gender perempuan, kolaborasi antara budaya dan agama, serta pendekatan inklusif dalam pembangunan.

 

Warsito juga menyoroti perlunya komitmen bersama untuk mendorong praktik beragama yang moderat sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, dengan tujuan meningkatkan harmoni antara kehidupan beragama dan masyarakat. 

 

Dalam konteks MB, Warsito memandang perlu adanya regulasi, seperti yang tercantum dalam Perpres Nomor 58 Tahun 2023, untuk mengakomodasi perkembangan zaman tanpa kehilangan nilai-nilai dan praktik yang telah diwariskan sejak masa pra-kemerdekaan, kemerdekaan, hingga saat ini.

 

“Saat ini masih ada interpretasi personal yang salah dalam memahami MB. Kita sebagai bagian yang mengukuhkan kembali untuk terus meningkatkan praktik beragama yang moderat agar menjadi bagian dari pemikiran dan sikap kita dalam kehidupan sehari-hari,” ucapnya.

 

Diskusi juga mengenai hubungan antara budaya dan agama. Keduanya sering bersinggungan karena keduanya membentuk bagian integral dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Dalam kerangka MB, ia menekankan perlunya aspek-aspek seperti promosi toleransi, kerjasama antarumat beragama, dan penghormatan terhadap perbedaan sebagai upaya menjaga kedamaian dan mencapai tujuan bersama.

 

Acara tersebut dihadiri seluruh pejabat eselon II dari 14 Kementerian Teknis, 4 Kementerian Koordinator, Kantor Kementerian Agama Wilayah, serta 72 pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN), dan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di bawah Kemendikbudristek, serta Kesbangpol. (Barjah/bas/sri)

   

 

Penulis: Barjah
Sumber: Barjah
Editor: Abas dan Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI