Rendahnya Indeks Kesalehan, Apakah Mencerminkan Ketidaksalehan Seseorang?
Jakarta (Balitbang Diklat)---Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, Prof. Suyitno, menyoroti aspek penting terkait desain Indeks Kesalehan Sosial Umat Beragama (IKSUB). Hal ini penting untuk melihat capaian indeks sebagai sesuatu yang menarik. Namun, ia juga menegaskan bahwa rendahnya indeks kesalehan tidak dapat secara langsung diartikan sebagai ketidaksalehan seseorang.
“Kita bicara kesalehan sosial, apakah lalu kita bisa menyatakan bahwa yang indeksnya rendah itu tidak saleh atau salah mengukurnya,” ujarnya.
Hal tersebut disampaikan Kaban pada kegiatan Pembahasan DO dan IPD Evaluasi Indeks Kesalehan Sosial Umat Beragama yang digelar Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan (BLAK) di Jakarta, Senin (20/2/2024).
Pada kesempatan ini, Kaban juga menekankan perlunya melakukan analisis lanjut terhadap tipologi agama untuk mengevaluasi apakah ada perbedaan signifikan antara kelompok agama dalam IKSUB.
“Ini menjadi penting untuk dipahami lebih dalam karena dapat memengaruhi pemahaman dan loyalitas,” imbuhnya.
Oleh karena itu, kata Kaban, penting memperhatikan indikator-indikator dalam mengukur kesalehan sosial. "Intinya kalau hasil indeks orang kurang puas itu biasa, yang penting indikatornya jelas," pungkasnya. (Ilda/bas/sri)