Revolusi Mental bagi ASN Kementerian Agama
Ciputat (30 September 2016). Kepala Pusdiklat Tenaga Administrasi, Saeroji, memberikan pembekalan sekaligus membuka Diklat Revolusi Mental bagi ASN Kementerian Agama di Pusdiklat Tenaga Administrasi, Ciputat, 27 September 2016. Peserta berjumlah 30 orang terdiri dari pejabat eselon IV pada Kanwil Kementerian Agama dan PerguruanTinggi Agama Negeri Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.
Saeroji mengatakan kegiatan Diklat Revolusi Mental ini merupakan perwujudan bukti dukungan Pusdiklat Tenaga Administrasi terhadap kebijakan pemerintah yang sangat mendorong terwujudnya “Revolusi Mental”. Gerakan Revolusi Mental diharapkan tidak berhenti pada perubahan pola pikir dan sikap kejiwaan saja, tetapi harus diikuti dengan perubahan kebiasaan, dan pembentukan karakter yang menyatukan antara pikiran, sikap, dan tindakan sebagai suatu integritas. Implementasinya, tidak boleh dilakukan dengan pendekatan vertikal, tetapi horizontal dalam bingkai semangat meningkatkan etos kerja dan gotong-royong.
Selanjutnya, Saeroji menyatakan dengan gerakan revolusi mental diharapkan seluruh aktivitas aparatur pemerintah didasari oleh nilai-nilai revolusi mental. Hal ini akan tercermin dari pelayanan publik yang makin baik, yang pada akhirnya akan meningkatkan kepercayaan masyarakat dan stabilitas nasional yang mantap sebagai modal nasional.
Materi dan praktik yang diberikan oleh sejumlah Widyaiswara Pusdiklat dan Praktisi Lembaga Neuro Linguistic Program (NLP) terkait dengan Revolusi Mental dalam membangun Budaya Kerja Pelayanan di antaranya adalah Konsep Budaya Kerja Pelayanan Inovatif, Membangun Mental Pelayanan Sepenuh Hati, Aplikasi Neuro Linguistic Program (NLP) dalam Internalisasi Nilai-nilai Revolusi Mental dalam Pelayanan, dan Implementasi Budaya Kerja Inovasi.
Puncaknya, pada 30 September 2016 Kepala Badan Litbang dan Diklat, Prof. H. Abdurrahman Mas’ud, Ph.D., memberikan materi arahan tentang “Transformasi Birokrasi bagi Aparatur Sipil Negara terkait Revolusi Mental.” Dalam arahannya, beliau mengajak ASN Kementerian Agama untuk mengubah cara kerja yang tadinya pesimis menjadi optimis, pasif menjadi aktif, mengeluh menjadi member solusi. Di akhir sesi beliau meminta seluruh peserta yang notabene adalah pejabat eselon IV untuk menggaungkan semangat Revolusi Mental ke seluruh pegawai di unit kerjanya. “Jadilah Agent of Change di unit kerja Bapak/Ibu masing-masing”, tegas beliau sesaat sebelum menutup kegiatan diklat secara resmi yang dihadiri oleh Kepala Pusdiklat Tenaga Administrasi. (Neneng Maria Kiptyah/bas)