Rumi dan Kepemimpinan: Pesan Sufi di Balik Pembinaan Mental ASN

4 Sep 2024
Rumi dan Kepemimpinan: Pesan Sufi di Balik Pembinaan Mental ASN
Kaban Suyitno pada Kegiatan Pembinaan Mental bagi ASN dan Non ASN pada Sekretariat Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Tahun 2024 di Jakarta, Rabu (4/9/2024).

Jakarta (Balitbang Diklat)---Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Kementerian Agama Suyinto menyampaikan pesan penting dalam Kegiatan Pembinaan Mental bagi ASN dan Non ASN pada Sekretariat Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Tahun 2024. Mengutip quote tokoh sufi Jalaluddin Rumi, "Jangan merasa kecil karena kamu adalah wujud dari semesta ini.”

 

Kaban menggarisbawahi bahwa setiap individu adalah perwujudan Tuhan yang memiliki peran penting dalam kehidupan ini. “Jangan pernah merasa inferior, karena kita adalah perwujudan dari semesta ini,” ujar Kaban di Jakarta, Rabu (4/9/2024).

 

Menurut Kaban, setiap dari kita sebenarnya adalah orang-orang yang dipercaya Tuhan untuk menjadi pemimpin dan penguasa. Setiap individu memiliki relasi kuasa, yang meskipun tampak tersentralisasi, sebenarnya terdistribusi dengan baik sesuai dengan bidangnya masing-masing. 

 

Dalam konteks perencanaan, Suyinto menekankan pentingnya tindakan, meskipun dalam skala kecil. "Sering kali kita membuat perencanaan yang idealis dan paripurna, namun eksekusinya lambat. Yang paling penting adalah tindakan, sekecil apapun itu, karena sehebat-hebatnya perencanaan tidak akan berarti apa-apa tanpa tindakan," tambahnya.

 

Lebih lanjut, Kaban mengungkapkan bahwa saat ini Balitbang Diklat Kementerian Agama sedang menggarap dua program besar. Pertama, program manajemen talenta yang bertujuan untuk menggali potensi ASN mulai dari rekrutmen, pembinaan karir, hingga promosi menggunakan pendekatan talenta. 

 

"Kita akan memotret talenta ASN ke depan, yang kita cari adalah talenta yang penuh potensi dan berbakat. Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an akan menjadi piloting dalam manajemen talenta ini, dengan fokus pada kualifikasi akademik," jelasnya.

 

Kaban menekankan bahwa manajemen talenta ini bertujuan untuk mengembangkan potensi ASN sesuai dengan talentanya, sehingga produktivitas bisa maksimal. "Potensi hebat ini harus dikembangkan sesuai dengan talentanya, bukan dipaksa berkembang di bidang yang bukan minatnya," tegasnya.

 

Program besar kedua adalah penataan pola kerja yang tidak lagi berbasis klaster dan sekat, melainkan berbasis co-working space. "Ke depan, tata kerja kita akan berbasis co-working space, tidak ada lagi ruang eksklusif kecuali bagi pimpinan. Ruang kerja dan ruang rapat akan terbuka, transparan, dan terintegrasi, sehingga semua orang bisa mengetahui dan melihat kinerja satu sama lain," tegasnya. 

 

Dalam penutupnya, Kaban mengutip sebuah ungkapan inspiratif, "Bekerja keraslah dalam kesunyian, biarkan kesuksesanmu yang membuat kebisingan." Maknanya, Kaban menegaskan bahwa dalam bekerja, yang terpenting adalah hasil nyata, bukan banyak bicara atau mendramatisasi pekerjaan. 

 

"Prestasi yang kita lahirkan akan menjadi saksi dari kerja keras kita. Jadi, teruslah bekerja dengan semangat, mengejar ridho Allah SWT," pesannya.

 

Sebelumnya, Ketua Tim Kerja Organisasi, Kepegawaian, dan Hukum Fachrudin, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada ASN dan Non ASN di lingkungan Sekretariat Balitbang Diklat tentang pentingnya disiplin dalam mencapai kinerja organisasi yang optimal. 

 

"Disiplin adalah kunci untuk memastikan kelancaran pelaksanaan tugas, dan ketidakdisiplinan dapat mengurangi integritas serta mengganggu kelancaran kerja," ujarnya.

 

Kegiatan Pembinaan Mental ini diikuti 84 peserta terdiri dari pejabat administrator, pejabat fungsional, pelaksana, dan non ASN di lingkungan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan motivasi seluruh pegawai dalam menjalankan tugasnya. (Barjah)

   

 

Penulis: Barjah
Sumber: Barjah
Editor: Abas dan Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI