Sekjen Kemenag RI: Saat ini Madrasah Ada Di Masa Keemasan
Jakarta (23 April 2021). Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI Nizar Ali mengatakan di era pandemi seperti saat ini, madrasah sedang berada dipuncak keemasannya. Hal ini dikatakannya saat menjadi narasumber kegiatan Seminar Hasil Penelitian Evaluasi Pembangunan Pendidikan Agama dan Keagamaan di Bogor Kamis (22/04) lalu.
Menurutnya, madrasah memiliki talenta-talenta luar biasa. Dibuktikan dari siswa-siswi madrasah yang memiliki segudang prestasi di berbagai bidang serta memiliki daya saing yang luar biasa.
“Saya melihat di madrash tahun ini sedang berada di puncak keemasan. Sudah memiliki daya saing yang bagus, bahkan hingga tingkat internasional. Beberapa capain prestasi siswa-siswa madrasah cukup dibanggakan, misalnya dari sisi IT mereka sudah mampu membuat aplikasi-aplikasi mobile dan robot. Ini juga merupakan bagian dari prestasi pendidikan agama,” ujar Nizar.
Menurutnya, keberhasilan ini merupakan bagian dari kominten untuk terus melakukan pengembangan kualitas yang lebih baik dari tahun ke tahun. “Jadi harus ada perbedaan atau progres dari tahun sebelumnya ke tahun berikutnya. Di tahun sebelumnya madrasah ada di nomor empat, sekarang sudah menjadi nomor satu,” tegasnya.
Berkaitan dengan hasil penelitian Evaluasi Pembangunan Pendidikan Agama dan Keagamaan, Nizar mengatakan hasil penelitian ini sangat penting apalagi spesifik lagi pada pendidikan agama dan keagamaan. Artinya kegiatan ini sangat baik untuk pengembangan ke depan. “Namun ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu peningkatan kualitas penelitian, terutama perangkat metodelogi dan responsibilitas terhadap objek penelitian. Dua hal ini sangat penting,” pesan Sekjen pada para peneliti.
Sedangkan Kepala Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Kemenag RI Ali Rokhmad yang juga menjadi narasumber kegiatan ini memuji hasil penelitian. Menurutnya hasil penelitian ini sangat urgent, dilihat dari peningkatan akses dan kualitas pendidikan agama dan keagamaan. Karena hampir 85 persen anggaran di Kementerian Agama untuk pendidikan agama.
“Kalau itu berhasil artinya Kementerian Agama juga sudah berhasil meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan Keagamaan. Nah, kalau setiap saat kita evaluasi (dengan penelitian) dan kemudian kita bisa menindaklanjuti rekomendasi itu pada pimpinan dan penanggung jawab (Satker) yang mengelola pendidikan, saya kira pengelolaan pendidikan kita ke depannya akan semakin bagus. Apalagi di era pandemi seperti ini, kita tidak boleh abai dengan kualitas pendidikan dan tetap harus menjadi perhatian,” ujar Ali Rokhmad.
Sedangkan Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama Waryono sangat mengapresiasi hasil penelitian ini. Menurutnya dari hasil penelitian ini dia bisa mendapatkan informasi apa saja yang sudah dilakukan oleh direktorat terkait. Jangan-jangan tidak relevan atau asal jalan.
“Saya kebetulan membutuhkan data-data hasil penelitian yang bisa mendukung bagaimana mengembangkan lembaga mutu dan kualitas. Itu lah kenapa tadi saya bilang ke depan kita akan berdiskusi dengan Balai Litbang Agama Jakarta bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan. Termasuk data tentang ada tidaknya jenjang Takmiliyah. Mulai dari tingkat perguruan tinggi, menengah hingga tingkat dasar, ini saya butuhkan untuk menyusun kurikulum,” tuturnya.
Penelitian Evaluasi Pembangunan Pendidikan Agama dan Keagamaan ini merupakan penelitian kolaboratif tiga Balai Penelitian Agama, yaitu Balai Penelitian Agama Jakarta, Balai Penelitian Agama Semarang dan Balai Penelitian Agama Makassar. Penelitian dilakukan pertengahan Februari di 34 Provinsi.
Dalam sambutan pembukaan, Kepala Balai Litbang Agama Jakarta Nurudin mengatakan tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui capaian dalam hal pelaksanaan pendidikan agama dan keagamaan yang dikelola oleh Kementerian Agama. Baik pendidikan formal maupun non formal. Meliputi seluruh satuan pendidikan yang disetiap pendidikan agama dimasing-masing agama (Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha).
“Dalam hal pelaksanaan penelitian kami menggunakan data yang ada di kantor Kementerian Agama Provinsi seluruh Indonesia. Dan kami juga melakukan chek-in data yang ada di Biro Perencanaan Sekretariat Jendral Kementerian Agama. Diharapkan kegiatan ini bisa memberikan gambaran sejauh mana tata kelola pendidikan agama dan keagamaan di Kementerian Agama,” jelas Nurudin.
Kegiatan Seminar Hasil Penelitian Evaluasi Pembangunan Pendidikan Agama dan Keagamaan dilakukan selama tiga hari di Bogor 22 s.d 24 April 2021. Acara dihadiri oleh Sekretaris Jenderal Kemenag RI Nizar Ali, Kepala Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Kemenag RI Ali Rokhmad, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama Waryono, dan Direktur Pendidikan dan Agama BAPPENAS (daring) Amich Alhumami sebagai Narasumber. Hadir pula Kepala Balai Litbang Agama Jakarta Nurudin, Kepala Balai Litbang Agama Semarang Samidi dan Kepala Balai Litbang Agama Makassar Saprillah.
Kegiatan ini diikuti oleh 35 peserta yang terdiri dari perwakilan peneliti dan pegawai dari Balai Litbang Agama Jakarta, Balai Litbang Agama Semarang dan Balai Litbang Agama Makassar, praktisi pendidikan, perwakilan Bapenas.
Aris W Nuraharjo/diad