Sesban Muharam Dukung Peranan Perempuan di Segala Aspek Kehidupan
Jakarta (17 September 2021). Sebagai makhluk Tuhan yang diciptakan sempurna, masih ada sifat-sifat kemanusiaan kita yang tidak bisa dihindari dan elakkan, baik sebagai seorang pria atau wanita. Terpenting, lelaki dan perempuan saling mendukung dalam menjalankan peranan sesuai fungsinya masing-masing di tengah hiruk-pikuk pergulatan pada seluruh aspek kehidupan.
Sekretaris Badan (Sesban) Litbang dan Diklat Kemenag, Muharam Marzuki, menyampaikan hal tersebut saat membuka resmi sekaligus memberi pengarahan pada kegiatan bedah buku Feminisme Islam karya Prof. Etin Anwar. Bedah buku digelar di Hotel Harris Vertu Harmoni Jl Hayam Wuruk No 6 Gambir, Jakarta, Jumat (17/9).
“Saya melihat bahwa buku ini sangat penting untuk kita kaji bersama terkait peranan perempuan, khususnya perempuan Islam, dalam berbagai aspek. Tidak hanya pada kegiatan terkait kerumahtanggaan. Akan tetapi, juga masuk di dalam dunia pendidikan, dunia politik, dunia perekonomian,” kata Sesban mengawali sambutan.
Bahkan, menurut Sesban, dalam berbagai aspek kehidupan yang biasanya dilakukan oleh kaum pria sekarang ini sudah tidak asing lagi kaum wanita ikut terlibat di dalamnya.
“Di tengah hiruk-pikuk pergulatan kehidupan, baik itu dalam dunia pendidikan, politik, ekonomi, dan seterusnya, bahkan kita lihat banyak peranan yang terlibat di dalamnya itu dari kaum perempuan. Kita lihat saja di berbagai belahan dunia, tidak hanya di negeri kita,” ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut Sesban, perlu dipelajari bagaimana pandangan Islam melihat peranan ini semua yang bisa menjadikan kita memiliki wawasan yang luas, memahami dalam sisi sunnatullah kita sebagai makhluk Tuhan.
“Di mana kita sudah diatur sesuai dengan nilai agama kita masing-masing, yaitu bahwa setiap makhluk ciptaan-Nya itu lelaki maupun perempuan sudah ditetapkan bagaimana tinjauan secara nilai-nilai keislamannya,” tandas Sesban.
Kebangkitan Perempuan
Pria asal Betawi ini menegaskan, perlu diingat juga bahwa di negeri ini sudah melewati sejarah yang cukup panjang. Lebih dari 350 tahun silam, saat penjajah meninggalkan kita setelah melakukan berbagai tindakan di luar sisi kemanusiaan. Saat itu, bangkitlah perempuan Indonesia melalui RA Kartini.
“Kartini turut memperkuat posisi bangsa kita dengan mendorong perempuan untuk berperan dalam kehidupan. Tidak hanya di keluarga dan di masyarakat, tetapi juga dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” tutur Sesban Muharam.
Artinya, lanjut dia, bahwa gerakan feminisme memang sudah lama digerakkan oleh kaum wanita yang memiliki heorisme dan nasionalisme tinggi. Bahkan, mereka juga berjuang tidak hanya yang bersifat idealisme. Tetapi, bahkan jiwa dan raga mereka juga dipertaruhkan untuk perjuangan.
“Nah, dalam konteks ini kita patut berbangga hati, dan kita berharap adanya bedah buku ini secara kajian ilmiah kita bisa tahu bagaimana sejatinya bisa berbagi peran baik itu kaum wanita maupun pria sesuai dengan tugasnya masing-masing,” tandasnya.
Secara khusus, Sesban menyampaikan terima kasih dan selamat bergabung mengikuti bedah buku ini kepada hadirin melalui zoom atau dunia maya. Ia berharap, bedah buku ini tidak hanya berdampak positif pada hadirin ataupun bagi masyarakat yang membaca buku ini.
“Tetapi, juga berdampak kepada masyarakat luas melalui bapak-ibu yang ikut hadir dan membaca membedah buku ini bisa menularkan nilai-nilai positif kepada masyarakat kita,” harap Sesban.
Dalam laporannya, Kepala Bagian Umum dan Perpustakaan Puji Kusbandari mengatakan, bedah buku mengundang dua narasumber, yakni Prof. Nina Nurmila (Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung), dan Prof. Etin Anwar (Profesor di Hobart and William Smith Colleges, New York, Amerika Serikat) sekaligus penulis buku.
“Bedah buku yang dimoderatori Neng Hannah ini dilakukan secara hybrid, luring dan daring. Peserta yang hadir langsung ada 30 orang. Sementara di zoom meeting hadir dari berbagai daerah di Indonesia,” ujarnya.[]
Ova/Diad