Sesban: Tekunilah JFT Arsiparis sebagai Karier Profesional
Depok (29 Maret 2021). Sekretaris Badan (Sesban) Litbang dan Diklat Kementerian Agama, M Ishom Yusqi, mengatakan bahwa Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) merupakan jabatan yang memiliki jenjang sama dengan JFT lainnya. Oleh karena itu, ASN yang menjabat sebagai JFT arsiparis untuk menekuninya sebagai karier profesional.
“Ada beberapa jenjang JFT arsiparis, yaitu pertama, muda, madya. Lalu, utama. Jadi, hanya beda istilah saja. Menjadi arsiparis juga bisa sampai jenjang utama,” kata Sesban saat membuka resmi Orientasi Pengelolaan Arsip Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama (Balitbang Diklat Kemenag) Tahun Anggaran 2021 di Depok, Jawa Barat, Senin (29/3).
Oleh karena itu, lanjut Sesban, harus ditekuni dan diniati betul sehingga sampai puncak, yaitu utama. “Intinya, JFT itu tergantung Anda sendiri. Dulu kalau mau maju ke Eselon 2, maka harus Eselon 3 dulu. Sekarang tidak. JFT bisa ikut open bidding untuk menjabat Eselon 2. Pesan saya, tekunilah JFT itu sebagai karier profesional,” ungkapnya.
Menurut Sesban, pada umumnya JFT itu berhenti di tengah-tengah. Sebab, untuk sampai pada jenjang utama memang berat. Meski demikian, jika kuat niatnya maka dengan mudah dapat diraih.
“Dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permen PAN/RB) No 13 Tahun 2016 tentang Jabatan Fungsional Arsiparis Pasal 7 Ayat (1) disebutkan bahwa Jabatan Fungsional Arsiparis merupakan jabatan fungsional dengan dua kategori, yakni keterampilan dan keahlian,” terangnya.
Dalam Ayat (2) dijelaskan bahwa jenjang jabatan fungsional Arsiparis Kategori Keterampilan meliputi tiga hal, yakni Arsiparis Terampil/jenjang jabatan Pelaksana, Arsiparis Mahir/jenjang jabatan Pelaksana Lanjutan; dan Arsiparis Penyelia/jenjang jabatan Penyelia.
Sementara untuk jenjang jabatan fungsional Arsiparis Kategori Keahlian meliputi empat hal, yaitu Arsiparis Ahli Pertama/jenjang jabatan Pertama, Arsiparis Ahli Muda/jenjang jabatan Muda, Arsiparis Ahli Madya/jenjang jabatan Madya; dan Arsiparis Ahli Utama/jenjang jabatan Utama.
Pria asal Surabaya ini mengingatkan, bahwa arsiparis juga harus mengikuti perkembangan zaman, utamanya terkait teknologi. “Anda harus menekuni itu, jangan setengah-setengah,” tegasnya.
Menurut Sesban, untuk ASN yang ingin menjadi JFT langkah pertamanya begitu ada inpassing, maka langsung mendaftar. “Ikutlah supaya apa yang dikerjakan sesuai jenjang pendidikan dan hobi,” katanya menyarankan.
“Saya kira, tema kali ini menarik. Di era yang seperti ini harus digali ilmu para pegawai ANRI. Sebab, di Indonesia masih belum maksimal kesadaran arsip, data, dan dokumentasi. Jadi arsip itu harus benar, rapi, dan terpelihara,” tandasnya.
Guru Besar IAIN Ternate ini menambahkan, masyarakat kita juga lemah termasuk dalam kesadaran komunikasi. Misalnya ada bom Makassar, maka untuk memenangkan pertarungan ide di tingkat media-media arus utama, baik cetak, elektronik, maupun online butuh kesadaran ini.
“Kita kan selama ini kalah dengan polisi. Meski itu tugas mereka. Tapi soal isu agama-nya kan harusnya kita sebagai ASN Kemenag. Jadi, tentang radikalisme pemikiran keagamaan itu ranahnya Kemenag,” tuturnya.
Sosialisasi Kearsipan
Dalam laporannya, Plh. Kabag Umum dan Perpustakaan Hastuti Sari Budiningsih mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasi tugas tata usaha dan kearsipan di lingkungan Balitbang Diklat. Orientasi ini mengundang sejumlah narasumber ahli dari Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).
“Pertama, Drs. Sumrahyadi, MIMS (Manajemen Arsip dan Empat Pilar Kearsipan) yang dimoderatori Pak Sesban. Kedua, Muhammad Zahrudin (Digitalisasi Arsip dan Pengelolaan Arsip Elektronik) yang dimoderatori Deden Witarsa,” kata Sari.
Ketiga, lanjut dia, Lufi Herawan dengan tema Pengenalan Aplikasi SRIKANDI (Sistem Informasi Kearsipan Dinamis Terintegrasi) yang dimoderatori Willa Widdharari. Keempat, Jabatan Fungsional Arsiparis: Tugas Fungsi dan Angka Kredit oleh Biro Umum Setjen Kemenag.
“Peserta kegiatan ini dari internal Sekretariat Balitbang Diklat dan utusan dari satker di lingkungan Balitbang Diklat seperti LPMQ, BLA dan BDK Jakarta, tiga Puslitbang, dan dua Pusdiklat. Sementara dari eksternal antara lain dari ANRI, dan Biro Umum Setjen Kemenag,” paparnya.
Kasubbag BMN ini menambahkan, kegiatan yang diikuti 50 peserta tersebut dijadwalkan selama tiga hari, Senin-Rabu, 29-31 Maret 2021 di Hotel Savero Depok, Jl. Margonda Raya No 230 A, Kemiri Muka, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat. (Ova/bas)