Setahun MOOC Pintar, Telah Jangkau Ratusan Ribu Peserta
Ciputat (Balitbangdiklat) --- Pelatihan dengan menggunakan Platfrom Pintar dengan metode MOOC (Massive Open Online Course) pada Agustus 2023 genap berlangsung setahun. Sejak digunakan pertama kali pada akhir Juli 2022, terdapat 144.019 peserta yang telah memanfaatkan aplikasi tersebut.
Kepala Badan Litbang dan Diklat (Kaban) Kementerian Agama Amien Suyitno mengungkapkan rasa syukur atas tingginya partisipasi masyarakat dalam mengikuti pelatihan melalui MOOC Pintar. Baginya menghadirkan aplikasi tersebut adalah strategi baru Kementerian Agama dalam melayani pengembangan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) melalui pelatihan. Sebelum ada MOOC Pintar, pelatihan di lingkungan Kementerian Agama dilakukan dengan tatap muka dan Pelatihan Jarak jauh (PJJ) dengan memanfaatkan zoom.
“MOOC ini baru kita jalankan satu tahun. Alhamdulillah, respons dan partisipasi ASN maupun masyarakat untuk mengikuti pelatihan melalui MOOC sangat tinggi,” tuturnya di Ciputat, Senin (7/8/2023).
Menurut Kaban, dengan adanya MOOC Pintar, ASN yang ingin meningkatkan kompetensinya tinggal mendaftar dan mengikuti pelatihan secara mandiri. Artinya, tidak perlu menunggu diundang, dipanggil mengikuti pelatihan, atau tidak perlu ditugaskan.
“Menjadi peserta pelatihan MOOC cukup bermodalkan sikap pro aktif, memiliki niat, dan keinginan untuk meningkatkan kompetensi,” imbuhnya.
Berdasarkan data pada dashboard Pintar, dari 144.019 peserta yang telah mengikuti pelatihan, mayoritas adalah guru madrasah yakni sebanyak 88,6%. Selain itu, terdapat 4,8% guru sekolah umum dan 6,6% peserta non guru. Adapun berdasarkan status kepegawaian, terdapat sebanyak 61,6% berstatus PNS dan sisanya sebanyak 38,4 % berstatus Non PNS.
Suyitno meminta agar jumlah pelatihan melalui MOOC Pintar diperbanyak. Jika jumlah pelatihan banyak, ia yakin masyarakat akan lebih leluasa dalam mengikuti pelatihan.
Balitbang Diklat menargetkan minimal ada 20 pelatihan baru bahkan lebih pada tahun 2023 ini. Karena dengan jumlah pelatihan yang banyak, masyarakat akan mendapatkan banyak pilihan pula.
“Mereka bisa mengatur waktu dengan baik. Misalnya periode ini ikut pelatihan A, periode berikutnya bisa ikut pelatihan B, begitu seterusnya,” pintanya.
Suyitno menambahkan, jumlah pelatihan yang banyak secara otomatis akan menjangkau lebih banyak peserta. “Kita targetkan setahun ke depan minimal bisa menjangkau 500 ribu peserta,” tambahnya.
Pelatihan Era Digital
Pada kesempatan itu, Kaban Suyitno juga meminta kepada pengelola MOOC Pintar agar terus menyosialisasikan metode pelatihan asynchronous tersebut. Sebab banyak guru dan masyarakat yang masih mengikuti definisi lama tentang pelatihan.
“Masih banyak yang beranggapan bahwa pelatihan itu harus tatap muka, menunggu undangan dan penugasan pimpinan untuk mengikutinya,” ujar pria asal Tulungagung ini.
Menurut Kaban Suyitno, sekarang era teknologi dengan pengetahuan yang berkembang sangat pesat. Maka pemaknaan terhadap pelatihan juga harus diubah.
“Ilmu pengetahuan dapat diperoleh di mana saja dan untuk mendapatkannya jangan menunggu diundang atau ditugaskan,” imbaunya.
Suyitno menambahkan, MOOC Pintar dirancang menjadi platform bersama milik Kementerian Agama, bukan hanya milik Balitbang Diklat atau Pusdiklat. “Ini platform yang bisa digunakan bersama. Saya berharap semua unit eselon satu dan dua ikut memanfaatkan penggunaannya untuk mempercepat pelayanan kepada masyarakat,” pungkasnya.
(beta/diad)