Sukses! Kolaborasi BDK Semarang dan MA An-Nawawi Gelar Pelatihan Inovatif untuk Guru

5 Jul 2024
Sukses! Kolaborasi BDK Semarang dan MA An-Nawawi Gelar Pelatihan Inovatif untuk Guru
Sekretaris Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Arskal Salim saat memberikan arahan pada Pelatihan Inovasi Madrasah dan Pelatihan Multimedia Pembelajaran di Purworejo, Kamis (4/7/2024).

Purworejo (Balitbang Diklat)---Balai Diklat Keagamaan Semarang bekerja sama dengan Madrasah Aliyah (MA) An-Nawawi, Kabupaten Purworejo, sukses menyelenggarakan Pelatihan Inovasi Madrasah dan Pelatihan Multimedia Pembelajaran. Kegiatan ini berlangsung secara tatap muka mulai dari Senin hingga Sabtu, tanggal 1-6 Juli 2024.

 

Pelatihan dihadiri oleh Sekretaris Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Republik Indonesia Arskal Salim. Dia berkesempatan menyapa langsung para guru dan tenaga pendidikan di madrasah tersebut dan menyampaikan pesan penting mengenai Nilai-Nilai Dasar Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pendidikan.

 

Menurut Arskal, kompetensi guru dalam memahami individu-individu murid sangatlah krusial. "Berbicara soal transformasi pembelajaran dan media pembelajaran, penting bagi guru untuk memahami karakter siswa dan juga konteks sosiokultural mereka," ujarnya di Purworejo, Kamis (4/7/2024).

 

Pada kesempatan tersebut, Arskal juga menekankan pentingnya memahami perbedaan antar generasi. Generasi Z (Gen Z) yang sedang kita ajar saat ini, 20 tahun yang akan datang akan menjadi pemimpin yang membawa perubahan di negeri ini.

 

“Memahami adanya kesenjangan antar generasi sangat penting karena kalau kita tidak paham dengan baik, maka kita akan menganggap mereka sama dengan kita, padahal berbeda," jelas Arskal.

 

Arskal menyebutkan bahwa Gen Z cenderung visual dan lebih mudah menangkap pelajaran atau pesan yang disampaikan melalui gambar atau video. Selain itu, generasi ini juga cenderung suka belajar dan bekerja dalam kelompok atau tim kecil.

 

"Gen Z percaya bahwa untuk maju, mereka harus bersama-sama, berbeda dengan generasi sebelumnya yang cenderung kompetitif dan bersaing sendiri-sendiri. Gen Z itu kolaboratif, bukan lagi zamannya kompetitif," tegasnya.

 

Selain tantangan tersebut, Arskal juga menyoroti tantangan globalisasi bagi guru saat ini. Gen Z lebih tune in dengan globalisasi dibandingkan generasi sebelumnya yang lebih lokal.

 

“Oleh karena itu, kita harus bersama-sama dengan Gen Z dalam satu frekuensi yang sama, bawa local is global and global is local. Apa pun yang terjadi di luar sana dapat segera diketahui oleh Gen Z," pungkasnya.

 

 

(Barjah/diad)

Penulis: Barjah
Sumber: BDK Semarang
Editor: Dewi Indah Ayu/Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI