SURVEI ASPIRASI MASYARAKAT TERHADAP OTONOMISASI PENDIDIKAN DI MADRASAH; (Studi Kasus di Propinsi Jambi)

2 Apr 2007
SURVEI ASPIRASI MASYARAKAT TERHADAP OTONOMISASI PENDIDIKAN DI MADRASAH;  (Studi Kasus di Propinsi Jambi)

SURVEI ASPIRASI MASYARAKAT TERHADAP OTONOMISASI PENDIDIKAN DI MADRASAH; 
(Studi Kasus di Propinsi Jambi)

Oleh: Tim Peneliti IAIN Jambi
Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan
Badan Litbang dan Diklat 2006


Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan salah satu isu yang kuat didorong ke permukaan dalam konteks implementasi gagasan reformasi pendidikan yang direfleksikan dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sebagai afirmatif terhadap UU No. 22 tahun 1999 yang mengotonomisasikan sektor pendidikan pada daerah. Akan tetapi setelah sampai pada daerah tingkat II, kewenangan tersebut menjadi wacana, apakah akan memberi kewenangan terbesar pada sekolah atau daerah akan menjadi penguasa sektor pendidikan secara sentralistik di daerah. Tampaknya pemerintah mendorong otonomi itu untuk diimplementasikan pada tingkat sekolah. Pemerintah daerah memiliki kewajiban untuk memfasilitasi berbagai program perbaikan dan peningkatan kualitas pendidikan di sekolah-sekolah yang ada di daerahnya itu. Untuk itulah, berbagai wacana kini terus dikembangkan, dari mulai community-based education sampai school-based management.

Penelitian ini dilakukan di Propinsi Jambi dengan mengambil dua Kabupaten/Kota, yaitu Kota Jambi dan Kabupaten Batanghari. Rumusan penelitian adalah bagaimana aspirasi masyarakat dalam otonomisasi pendidikan di Madrasah. Penelitian ini berbentuk survei dengan menggunakan teknik deskriptif statistik. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dan didukung dengan data kualitatif.

Penelitian ini berkesimpulan bahwa masyarakat madrasah di Propinsi Jambi menginginkan agar kurikulum,  pembiayaan, Sumber Daya Manusia dan sarana-prasarana di madrasah merupakan prioritas yang utama dan menjadi hal yang krusial dalam memajukan pendidikan di madrasah pada era otonomi daerah sekarang ini.

Dalam rangka memajukan pendidikan di madrasah, maka kita berharap agar Departemen Agama khususnya dan pemerintah umumnya memberikan perhatian yang lebih besar bagi kemajuan madrasah. Perhatian tersebut berupa bantuan moril dan materil. Kurikulum harus dibenahi, sarana dan prasarana serta fasilitas pembelajaran dipenuhi sehingga dapat menyamai sekolah-sekolah umum. Mengharapkan pendidikan madrasah menjadi maju seperti sekolah, tetapi tidak mempersiapkan sarana dan prasarana yang sama adalah suatu hal yang mustahil.***

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI