Tafsir Al-Qur’an Versi Kemenag: Menghadirkan Mukjizat untuk Umat dan Tantangan Zaman

Jakarta (BMBPSDM)---Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Kementerian Agama RI, Muhammad Ali Ramdhani, menyampaikan bahwa penyempurnaan tafsir Al-Qur’an versi Kemenag merupakan amanah besar yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Kang Dhani –sapaan akrabnya-- berharap proses ini dapat menghasilkan tafsir yang menjadi pedoman nilai-nilai agama di kehidupan masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Kang Dhani dalam Diskusi Kajian Penyempurnaan Al-Qur’an dan Tafsirnya yang diselenggarakan Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMQ) bersama dengan Tim Penyempurnaan Tafsir Kemenag di Jakarta, Senin (14/7/2025).
"Proses penyempurnaan ini merupakan ikhtiar kolektif untuk menghadirkan mukjizat Al-Qur’an dalam bentuk tafsir yang memberi arah bagi kehidupan umat. Maka, saya berharap kegiatan kita dapat berjalan dengan lancar dan menghasilkan sesuatu yang substantif dalam membumikan Al-Qur’an dan melangitkan agama melalui ikhtiar penyempurnaan tafsir versi Kementerian Agama,” ujanya.
Pada kesempatan ini, Kepala LPMQ, Abdul Aziz Sidqi, juga menekankan pentingnya menghadirkan tafsir yang tidak hanya sahih secara akademik, tetapi juga menyentuh realitas kehidupan masyarakat. "Tafsir ini bukan sekadar dokumen ilmiah, melainkan panduan spiritual yang hidup bersama umat,” katanya.
Ketua Tim Penyempurnaan Tafsir Kemenag, Darwis Hude, turut menyampaikan bahwa revisi ini tidak sekadar memperbaiki redaksi bahasa, tetapi juga memperluas jangkauan tafsir agar relevan dengan konteks masa kini. “Kami ingin menjadikan tafsir ini lebih komunikatif, sahih, kontekstual, dan menyentuh persoalan aktual seperti isu lingkungan, teknologi, dan hubungan antaragama,” ungkapnya.
Sementara itu, KH. Bahauddin Nursalim atau biasa disebut Gus Baha yang turut hadir pada pertemuan ini mengingatkan pentingnya kehati-hatian dalam penyusunan tafsir yang menjadi rujukan utama umat. Produk tafsir Kemenag, menurutnya, mewakili negara dan membawa tanggung jawab besar dalam menjaga integritas pesan Al-Qur’an.
“Saya ingin mengingatkan pentingnya kehati-hatian. Karena produk tafsir Kemenag mewakili negara dan menjadi rujukan utama umat, maka harus disusun secara teliti dan penuh tanggung jawab,” tegasnya.