Talkshow Spesial Hari Amal Bhakti Kemenag RI ke-79 di Radio Elshinta, Kaban Suyitno Bahas Isu Penting Ini
Jakarta (Balitbang Diklat)---Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI Suyitno hadir dalam talkshow spesial Hari Amal Bhakti Kemenag RI ke-79 yang disiarkan live di Radio Elshinta 90 FM Jakarta pada Jumat, 3 Januari 2025, pukul 14.10 WIB.
Dalam talkshow yang dipandu oleh host Eka Kurniasari, Suyitno mengupas tuntas program prioritas Kemenag ke depan, yang sejalan dengan arahan Menteri Agama RI Nasaruddin Umar. Pada talkshow tersebut, Suyitno menekankan pentingnya visi pembangunan Kementerian Agama dalam konteks Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden, yang mengedepankan pembangunan kerukunan antarumat beragama di Indonesia sebagai negara yang multikultural.
“Indonesia adalah negara yang sangat beragam, dan kerukunan antarumat beragama menjadi hal yang utama. Ini juga merupakan salah satu program prioritas ke-16 dalam Asta Cita, yang harus kami terjemahkan dalam kebijakan Kementerian Agama," kata Suyitno di Jakarta, Jumat (3/1/2025).
Suyitno menambahkan bahwa salah satu tugas utama Kemenag adalah memastikan bahwa agama benar-benar dekat dengan umatnya, tidak hanya dalam teori, tetapi juga dalam praktik sehari-hari. "Keberhasilan Kemenag dapat diukur dari seberapa dekat agama dengan umatnya. Kami akan terus memastikan bahwa ajaran agama diterapkan secara nyata, tidak hanya secara normatif," ujarnya.
Menanggapi tantangan yang ada, Suyitno menyebutkan adanya anomali di tengah masyarakat meskipun Indonesia dikenal sebagai negara dengan umat beragama yang tinggi. Masih ada gejala seperti praktik korupsi, kekerasan, dan masalah lainnya yang mengindikasikan perlunya perubahan mindset dalam beragama.
"Agama harus menjadi pegangan utama dalam praktik kehidupan, bukan hanya sekadar doktrin normatif," tambahnya.
Kemenag juga akan mengedepankan kurikulum berbasis toleransi, kurikulum berbasis cinta, dan dan kurikulum berbasis kerukunan di semua jenjang pendidikan. “Pendidikan berbasis toleransi sangat penting agar generasi mendatang dapat mewujudkan Indonesia yang lebih inklusif dan toleran," tegas Suyitno.
Suyitno juga menjelaskan, meski indeks kerukunan umat beragama menunjukkan tren yang positif, Kemenag berkomitmen untuk terus mengatasi berbagai tantangan dan anomali di masyarakat. Oleh karena itu, evaluasi dan pembaruan terus dilakukan agar antara teori dan praktik di lapangan berjalan seiring.
“Momentum Hari Amal Bhakti Kemenag RI ke-79 ini menjadi waktu yang tepat untuk melakukan refleksi dan memastikan bahwa program-program pendidikan berbasis toleransi dapat diimplementasikan di semua jenjang pendidikan di Indonesia, dan menjadikan negara ini contoh dunia dalam toleransi,” tutup Suyitno.
Barjah