Tarhib Ramadan, Perlunya Pemimpin Shiddiq, Amanah, Tablig, dan Fathanah Dalam Organisasi

26 Feb 2025
Tarhib Ramadan, Perlunya Pemimpin Shiddiq, Amanah, Tablig, dan Fathanah Dalam Organisasi
Tarhib Ramadan Bersama Kaban di Pusbangkom MKMB, Selasa (26/2/2025).

Ciputat (BMBPSDM)---Menyambut Ramadan 1446H, Pusat Pengembangan Kompetensi Manajemen, Kepemimpinan dan Moderasi Beragama (Pusbangkom MKMB) Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Kementerian Agama menggelar Tarhib Ramadan bersama Kepala Badan.

 

Kepala Badan (Kaban) BMBPSDM Kementerian Agama M. Ali Ramdhani didampingi Sekretaris Badan Ahmad Zainul Hamdi dan Kepala Pusbangkom MKMB Syafi’i menjelaskan teladan sifat Rasullah  sebagai pemimpin. Semasa hidup dan memimpin umat, Rasullah memegang teguh empat sifat shiddiq, amanah, tablig dan fathanah.

 

“Manusia terlahir sebagai pemimpin tidak peduli dia laki-laki atau perempuan paling tidak pemimpin untuk dirinya sendiri,” ujar Kaban Dhani di Ciputat, Selasa (25/2/2025).

 

“Shiddiq artinya jujur. Kejujuran adalah sikap utama yang selalu dipegang Rasulullah dalam memimpin, beliau dikenal sebagai sosok yang sangat jujur dan jauh dari dusta,” imbuhnya.

 

Menurutnya, kejujuran harus tertanam dalam diri pemimpin. Pemimpin yang jujur tidak akan membohongi orang yang dipimpinnya. Ia akan jujur kepada dirinya sendiri maupun kepada masyarakat, sebab pemimpin yang jujur paham bahwa kejujuran akan membawa kebaikan dalam segala hal.

 

Seorang pemimpin, lanjut Dhani, harus memiliki sifat tablig. Selain berani menyuarakan kebenaran dan berani dinilai secara kritis oleh rakyat, pemimpin yang tablig juga tidak bisa dibeli dengan kekuatan apa pun. Ia tegas dalam pendirian dan tegar dalam prinsip membela kebenaran.

 

“Kemudian fathanah yang artinya cerdas. Kecerdasan, kemampuan menguasai persoalan dan mengatasi masalah mutlak harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Kecerdasan itu sendiri terbagi kepada kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual,” terang Dhani.

 

Selanjutnya amanah artinya melakukan sesuatu aktivitas sesuai dengan mandat, tanggung jawab dan janjinya. Ibu dan Bapak dulu berjanji untuk mengabdikan diri sepenuh hati untuk negara ikhlas beramal dan sebagainya.

 

“Sama halnya ketika kita memasuki puasa Ramadan, puasa Ramadan itu secara sederhana kita melakukan janji kepada Sang Khalik, bahwa orang berpuasa adalah orang yang sehat,” ungkap Dhani.

 

Kaban Dhani juga mengungkapkan ada  satu penelitian menyebutkan bahwa proses puasa  mampu menghancurkan sel-sel bakal kanker. “Jadi laksanakan saja amanah dengan sebaik-baiknya karena itu mandat, janji dan eksistensi kita. Percayalah rezeki itu sudah ada yang atur,” tuturnya.

 

Jadi Allah itu menunjukkan jalan yang kerap kali kita hindari dan tidak sukai tapi sebenarnya itu jalan cepat menuju tujuan hidup kita. Evaluasi diri. “Husnudzon terhadap sang Khalik,” pesan Kaban.

 

Terakhir, Kaban berpesan bahwa jika ingin menjadi pemimpin sesungguhnya, maka harus melayani orang dengan baik dengan kriteria cerdas, amanah, siddiq dan tablig. “Bahwa seorang pemimpin adalah orang yang mengakselerasi melakukan percepatan terhadap pencapaian tujuan organisasi,” pungkas Kaban Dhani.

 

Tarhib Ramadan diakhiri dengan mushofahah dan pembagian sembako sebagai tanda kasih dari widyaiswara Pusbangkom MKMB kepada Non Pegawai Aparatur Sipil Negara (NPASN).

 

Kegiatan ini diawali dengan makan siang bersama seluruh pegawai Pusbangkom MKMB dan dibuka dengan diiringi tim marawis  Bujubbuneng dari Pusbangkom MKMB.

 

(Rahmi Siregar)

Penulis: Rahmi Siregar
Sumber: Pusbangkom MKMB
Editor: Dewi Indah Ayu
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI