Terima Tamu dari Jepang, Balitbangdiklat Helat Diskusi Agama
Jakarta (15 Agustus 2016). Kepala Badan Litbang dan Diklat Prof. Abdurrahman Mas’ud, Ph.D. menerima kunjungan tamu dari Chuo University Jepang, Senin (15/8). Tamu yang terdiri dari seorang dosen dan 13 mahasiswa tersebut diterima di ruang rapat lantai 2 Gedung Kemenag Jl. MH. Thamrin No 6 Jakarta.
“Saya senang sekali mendapat kunjungan Anda sekalian. Jepang, mengingatkan saya akan seorang rekan yang jadi teman sekamar saya saat kuliah di Amerika Serikat. Namanya Yoshie,” ujarnya mengawali sambutannya.
Jika mengingat Yoshie, lanjut Mas’ud, ia lalu teringat sebuah dialog tentang “pekerja keras”. Rupanya, bagi orang Jepang istilah pekerja keras justru kurang disukai kendati di Indonesia dinilai sangat positif.
“Saya kaget juga ketika dia bilang tidak berkenan ketika saya sebut sebagai pekerja keras. Kami tidak bekerja seperti kuda, begitu kata Yoshie. Padahal saya hendak memuji dia,” ungkap Mas’ud disambut tawa hadirin.
Sementara itu, dalam paparannya selaku ketua rombongan, Prof. Hisanori Kato, Ph.D. mengatakan, mereka ingin belajar tentang kebijakan yang berkaitan dengan agama di Indonesia dan tugas utama Kementerian Agama RI. Guru Besar Fakultas Studi Kebijakan Universitas Chuo, Tokyo, Jepang ini mengaku mengagumi Islam sebagai agama yang mampu menjadi tempat bergantung sekaligus pendorong hidup bagi umatnya.
“Saya seorang dosen di Universitas Chuo, Tokyo, dan bertanggung jawab pada mata kuliah yang berkaitan dengan Indonesia. Bagi kami, Indonesia merupakan negara yang sangat penting bukan hanya bagi Jepang, tetapi juga bagi seluruh dunia karena Indonesia sangat berhasil memelihara multikultural dan multiagama,” ujar Kato.
Menurut dia, masyarakat Jepang yang masih tabu dengan agama tercatat ada 30 ribu orang yang melakukan bunuh diri dengan berbagai sebab. Sementara, dia melihat rekannya di Indonesia yang merupakan seorang Muslim ketika mendapatkan musibah dianggap sebagai ujian hidup. “Saya yakin Islam sebagai agama yang dipeluk sebagian besar masyarakat Indonesia turut mewarnai hal tersebut,” tandasnya.
Acara diskusi dalam bahasa Inggris bersama tamu dari Negeri Sakura tersebut dipandu Sekretaris Badan Litbang dan Diklat Dr. Rohmat Mulyana Sapdi. Para mahasiswa sangat antusias memperkenalkan diri sembari mengajukan pertanyaan kepada Kepala Badan Litbang dan Diklat. Sesekali mereka menggunakan Bahasa Indonesia meski agak kurang lancar.
Selain Kepala Puslitbang Kehidupan Keagamaan Muharram Marzuki, Ph.D. dan Kepala Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan Dr. Choirul Fuad Yusuf, hadir pula dalam diskusi tersebut sejumlah pejabat eselon III, serta para peneliti dari tiga Puslitbang di lingkungan Badan Litbang dan Diklat. (Musthofa Asrori/bas)