Terjemahan Al-Qur’an Bahasa Daerah di MTQ 2024, Menginspirasi Semua Kalangan
Samarinda (Balitbang Diklat)---Pameran Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) 2024 di Samarinda, yang berlangsung pada 6-16 September 2024, menampilkan berbagai inovasi menarik. Salah satu sorotan utamanya adalah terjemahan Al-Qur’an dalam berbagai bahasa daerah, yang berhasil menarik perhatian banyak pengunjung, termasuk anak-anak. Pameran ini bukan hanya menjadi daya tarik bagi orang dewasa, tetapi juga menjadi sarana pembelajaran dan pelestarian budaya bagi generasi muda.
Salah satu pengunjung, Rahman (10), siswa kelas 5 SDN 3 Samarinda Utara, mengungkapkan ketertarikannya pada Al-Qur’an terjemah dalam bahasa Banjar dan Toraja. “Aku penasaran dan tertarik dengan Al-Qur’an terjemah bahasa daerah ini karena terdengar unik dan berbeda dari bahasa yang biasa kita pakai. Selain itu, aku juga punya keluarga yang berasal dari daerah itu, jadi aku mau tahu lebih banyak,” ujarnya saat menghadiri booth pameran Balitbang Diklat Kemenag RI di Samarinda, Kamis (12/9/2024).
Rahman menambahkan bahwa membaca terjemahan dalam bahasa daerah memberikan sensasi berbeda. "Rasanya seperti mendengarkan cerita dari nenek atau kakek yang menggunakan bahasa daerah," katanya.
Ketertarikan Rahman tidaklah unik. Banyak anak yang datang bersama orang tua atau guru juga menunjukkan minat serupa. Menurut mereka, terjemahan dalam bahasa daerah membuat pesan Al-Qur’an lebih mudah dipahami dan lebih akrab, terutama bagi mereka yang memiliki latar belakang keluarga dari daerah tertentu.
Kepala Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Balitbang Diklat Kementerian Agama RI Moh. Isom juga mendukung penuh inisiatif ini. Menurutnya, terjemahan Al-Qur’an dalam bahasa daerah bukan hanya memperkaya pemahaman agama, tetapi juga menjaga kelestarian bahasa daerah. "Ini langkah penting agar bahasa daerah tetap hidup dan tidak terlupakan oleh generasi muda," jelasnya.
Inisiatif ini juga diapresiasi oleh para orang tua, termasuk orang tua Rahman, yang merasa bahwa terjemahan ini membantu anak-anak lebih mudah memahami ajaran Islam. Pameran ini diharapkan terus menginspirasi masyarakat, terutama generasi muda, untuk mencintai Al-Qur’an dan menghargai kekayaan budaya Indonesia. (Rheka Humanis)
Top of Form
Bottom of Form