Wapres: Media Sosial Berdampak Positif dan Negatif

14 Des 2011
Wapres: Media Sosial Berdampak Positif dan Negatif

Jakarta(Pinmas)-Wakil Presiden Boediono mengatakan, keberadaan media sosial sebagai hasil dari revolusi teknologi informasi dan komunikasi, memiliki dampak positif sekaligus negatif yang harus diwaspadai.

Wapres, saat membuka acara Konferensi Media Islam Internasional ke-2, di Jakarta, Senin, menuturkan bahwa sisi positif dari keberadaan media sosial ini di antaranya membantu memperkuat masyarakat sipil.

Media sosial juga memungkinkan semua orang untuk bebas berekspresi, berbicara, termasuk mengkritik langsung dan secara terbuka terhadap pemerintah.

"Media sosial dapat menghasilkan manfaat yang besar bagi masyarakat. Ini adalah pengalaman di negara ini (Indonesia). Praktik demokrasi di Indonesia telah diperkaya oleh perkembangan media jejaring sosial," katanya.

Seperti yang diketahui, ujarnya, Indonesia adalah salah satu pengguna terbesar media sosial seperti "facebook" dan "twitter".

Melalui media sosial ini, masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam upaya pemberantasan korupsi, reformasi birokrasi, mendorong penegakan hukum, menjaga proses demokrasi dan pemilu, serta memastikan tata pemerintahan yang baik, ujar Wapres.

Keberadaan media sosial ini membawa Indonesia pada pemerintahan yang terbuka.

Namun, Wapres menggarisbawahi bahwa media sosial juga membawa dampak buruk, terutama bagi kaum muda dan anak-anak.

Wapres menyebutkan, ada tiga potensi buruk dari media sosial yang mengancam generasi muda. Pertama, yakni pandangan ekstremis dan radikalisme yang mengarah pada perilaku merusak seperti bom bunuh diri dan tindakan kekerasan yang mengatasnamakan agama.

Ancaman kedua adalah penyalahgunaan obat-obatan dan ketiga adalah pornografi dan seks bebas.

"Potensi ancaman ini dapat dengan mudah diakses melalui media jejaring sosial, dalam jumlah yang besar setiap jam, setiap hari, dan mempengaruhi anak-anak kita," kata Wapres dalam acara konferensi yang diikuti 400 peserta dari sekitar 24 negara.

Untuk itu, ujar Wapres, sangat penting bagi orang tua dan guru, serta para pemuka agama untuk selalu mendampingi generasi muda dalam penggunaan media sosial.

"Ulama juga perlu untuk menanggapi dengan bijaksana, seperti mengeluarkan fatwa kontekstual, terutama untuk pemuda sehingga mereka tidak mudah disesatkan oleh contoh negatif atau mudah terpancing oleh pandangan ekstremis yang menyebar melalui media," katanya.

Sementara itu, Menteri Agama Suryadharma Ali dalam acara Konferensi Media Islam Internasional (KMII) ke-2 menyampaikan salah satu manfaat dari media sosial adalah mempercepat akses masyarakat terhadap informasi.

Menurut Menag, perkembangan teknologi informasi ini, harus dapat dijadikan sarana strategis untuk menyinergikan umat Islam.

Melalui KMII ke-2 ini diharapkan dapat melahirkan paradigma baru dalam menyikapi perkembangan informasi yang mampu memberikan manfaat pada umat Islam.

KMII ke-2 berlangsung mulai 12 hingga 16 Desember 2011 dengan mengangkat tema "New Media and Information Technology: Challenges and Opportunities". Konferensi pertama, diselenggarakan pada 1980.

Acara ini dihadiri sejumlah tokoh di antaranya adalah Sekjen Rabithah Alam Islamy, Abdullah bin Abdul Mukhsin Al Turki. (es/ant)

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI